
Kontrak Berjangka AS Menguat Imbas Minyak Dunia Meroket

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Rabu (2/3/2022), di mana harga minyak dunia masih melonjak dipicu oleh konflik antara Rusia dan Ukraina.
Kontrak futures indeks Dow Jones naik 233 poin atau 0,7%. Kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq juga terapresiasi. Penguatan pada kontrak berjangka karena harga minyak terus naik.
Baik minyak mentah AS dan acuan internasional minyak mentah jenis Brent yang masing-masing naik sekitar 5%.
Rilis kinerja keuangan membantu performa saham perusahaan di beberapa jam sebelum perdagangan ditutup. Saham Nordstrom melonjak hampir 35% dan SoFi melesat sebanyak 18%.
Di pasar reguler, indeks Dow Jones jatuh 597 poin atau 1,76%. Indeks S&P 500 terkoreksi 1,55% dan Nasdaq turun 1,59%.
"Dramatis dislokasi ini disebabkan oleh flight-to-safety (fenomena pasar keuangan yang terjadi ketika investor menjual apa yang mereka anggap sebagai investasi berisiko tinggi dan membeli investasi yang lebih aman), di mana produksi AS dinilai lebih andal daripada sumber global lainnya. Namun, tidak mungkin bertahan setelah situasi Ukraina stabil," tutur Direktur Infrastruktur Capital Advisor Jay Hatfield dikutip dari CNBC International.
Investor masih mengamati pergerakan harga minyak karena akan meningkatkan inflasi dan menekan ekonomi sehingga menyebabkan bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) kesulitan untuk menentukan arah kebijakan.
Saham energi menjadi primadona di pasar kemarin, tapi saham perbankan terpukul dan terseret oleh penurunan tajam imbal hasil (yield) Treasury. Hal tersebut mengindikasikan serbuan ke obligasi sebagai safe haven di tengah gejolak pasar saham. Yield Treasury tenor 10 tahun turun di bawah 1,7% di perdagangan kemarin.
Ketua The Fed Jerome Powell akan memberikan pernyataan sebelum kongres hari ini untuk memberikan informasi kebijakan moneter tengah tahun. Kekhawatiran atas konflik Rusia dan Ukraina menyebabkan gejolak di dunia keuangan, sehingga investor di Wall Street menurunkan ekspektasinya terhadap tindakan The Fed.
Investor akan disibukkan dengan data angka pekerja dari ADP dan angka hipotek (KPR) yang akan dirilis hari ini.
Presiden AS Joe Biden akan menyampaikan pidato kenegaraan pertamanya pada Selasa (1/3) malam waktu setempat. Investor mungkin akan mendengarkan pembaruan pada agenda ekonominya, meskipun respons global terhadap konflik di Ukraina kemungkinan akan mendominasi.
Musim rilis kinerja keuangan akan dihiasi oleh beberapa perusahaan teknologi, di antaranya Okta, Pure Storage, ChargePoint, dan C3 AI yang akan merilis neraca keuangannya setelah perdagangan ditutup.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Naik Tipis, Bursa AS Berpeluang Dibuka Menyamping