Investor Buru Aset Berisiko, Harga Karet Menguat

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Rabu, 16/02/2022 19:35 WIB
Foto: Ilustrasi perkebunan karet di Nsuaem, Ghana. REUTERS / Zohra Bensemra

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga karet dunia menguat pada perdagangan hari ini setelah tensi antara Rusia dan Ukraina mendingin, mendorong investor beralih ke aset berisiko.

Pada Rabu (16/2/2022) pukul 16.00 WIB harga karet Jepang berjangka tercatat JPY 256,8/ton, naik 1,02% dibandingkan harga penutupan kemarin.


Presiden Rusia Vladimir Putin mengonfirmasi kalau Kementerian Pertahanan Rusia telah menarik tentara serta prasarana dan sarana pendukung dari perbatasan Ukraina. Hal itu disampaikan Putin dalam konferensi pers bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz di Moskow, kemarin.

Putin mengatakan, Rusia "tentu saja" tidak menginginkan perang. Menurut dia, Rusia siap mencari solusi dengan Barat.

"Kami siap untuk bekerja sama lebih jauh. Kami siap untuk masuk ke jalur negosiasi," ujar Putin seperti dilansirAFP, Rabu (16/2/2022).

Tensi yang mendingin mendorong investor beralih ke aset berisiko seperti komoditas.

Selain itu, harga getah karet dari Thailand telah melonjak 25% sepanjang 2022 berpotensi membuat produsen karet mengurangi outputnya.

"Produsen karet, akan memiliki margin yang lebih kecil karena bahan baku mahal. Akibatnya (produsen karet) akan menghasilkan output yang lebih kecil, sehingga mendorong harga karet," kata seorang pedagang yang berbasis di Singapura.


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi