Willix Halim jadi Bos Baru Bukalapak, Bisa Jadi 'Raja Midas'?

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
16 February 2022 09:05
Bukalapak (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Bukalapak (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Suksesi jajara direksi perusahaan e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) bakal berlangsung pada hari ini. Perusahaan akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk menyetujui pengangkatan Willix Halim sebagai direktur utama, menggantikan Rachmat Kaimuddin yang mundur dari jabatannya.

Berdasarkan pengumuman yang disampaikan manajemen BUKA, agenda rapat ini hanya akan membahas perubahan susunan direksi perseroan.

Dewan komisaris telah membahas kandidat direktur utama dan anggota direksi baru perseroan yakni, Willix Halim sebagai direktur utama. Sedangkan, Howard Nugraha Gani dan Victor Putra Lesmana akan menjadi anggota baru direksi perseroan.

Willix bergabung dengan Bukalapak sebagai Chief Operating Officer Bukalapak pada tahun 2016. Ia berperan penting dalam pertumbuhan Bukalapak menjadi Unicorn, mengembangkan Mitra Bukalapak hingga menjadi pemimpin pasar 020 (Online to Offline), memperluas variasi produk dan layanan digital Bukalapak.

Howard Nugraha Gani memulai karirnya di Ericsson Australia sebagai engineer. Sebelum kembali ke Indonesia, dia memperoleh gelar MBA di INSEAD. Kemudian melanjutkan karirnya di Bain & Company selama lebih dari 3 tahun, sebelum akhirnya bergabung di Bukalapak. Howard telah memimpin inisiatif-inisiatif utama Mitra Bukalapak dan saat ini menjabat sebagai CEO PT Buka Mitra Indonesia.

Sedangkan, Victor Lesmana adalah kandidat yang memiliki pengalaman luas di beragam industri seperti layanan keuangan, teknologi, consumer goods, M&A, dan supply chain berkat pengalamannya di IBM USA, China, dan Singapura, sert di The Boston Consulting Group (BCG). Saat ini, Victor memimpin berbagai divisi inti di Bukalapak, termasuk Marketplace, Digital Products, Logistics & Supply Chain, Payment, Financial Technology dan New Businesses.

Hingga September 2021, BUKA berhasil membukukan kenaikan pendapatan sebesar 42% year on year (yoy) dari Rp 948,4 miliar menjadi Rp 1,35 triliun.

Namun kenaikan pendapatan juga dibarengi dengan peningkatan beban pokok pendapatan yang melesat hampir 2,3x dari Rp 90,98 miliar menjadi Rp 208,4 miliar per September tahun ini.

Selain beban pokok pendapatan yang meningkat fantastis, beban penjualan dan pemasaran BUKA juga mengalami peningkatan dari Rp 1,09 triliun menjadi Rp 1,32 triliun atau naik 21% yoy.

Peningkatan beban penjualan dan pemasaran ini paling banyak dikontribusikan oleh mitra dan subsidi fitur yang menyumbang 66% dari total ongkos marketing and selling BUKA. Angkanya pun naik 85% yoy pada periode yang sama.

Atas capaian kinerja tersebut BUKA masih mencatatkan kerugian sebesar Rp 1,13 triliun pada September 2021. Rugi bersih yang dialami BUKA membaik dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,38 triliun.


(sys/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukalapak (BUKA) Bakal Punya CEO Baru, Simak Rekam Jejaknya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular