
Rights Issue Emiten Erick Thohir (ABBA) Dipatok Rp 150/Lembar

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu emiten milik Menteri BUMN Erick Thohir yang bergerak di bidang media yakni PT Mahaka Media Tbk (ABBA) berencana melakukan aksi korporasi berupa Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau right issue.
Berdasarkan prospektus yang dirilis perusahaan, ABBA berencana menerbitkan 1,18 miliar saham baru atau sebanyak 30,00% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah aksi korporasi kali ini. Sehingga setiap pemegang 7 lembar saham lama berhak mendapatkan 3 hak untuk menebus saham baru tersebut.
Terkait besaran yang perlu dibayarkan investor untuk menebus saham baru terbut, manajemen ABBA mengatakan harga pelaksanaan ditetapkan di level Rp 150/saham, yang berarti perusahaan dapat memperoleh dana maksimal Rp 177,11 miliar.
Pada akhir perdagangan Kamis (10/2) kemarin di bursa, saham ABBA ditutup di level Rp 350/saham, artinya rights issue kali ini dilakukan di harga diskon 57%.
Saat ini Beyond Media bertindak sebagai induk perseroan yang menguasai 682.642.122 saham atau setara dengan 57,81%. Perusahaan mengatakan tidak akan menyerap hak rights issue dan akan mengalihkan kepada investor lain.
"Berdasarkan Surat Pernyataan tanggal 1 Desember 2021, Beyond Media menyatakan tidak akan melaksanakan seluruh haknya dan akan mengalihkan HMETD yang dimiliki kepada PT Solic Kreasi Baru (SKB)," tulis prospektus rights issue ABBA.
SKB juga diketahui akan bertindak sebagai pembeli siaga dalam gelaran aksi korporasi ini.
"Dalam hal terdapat sisa saham baru dari jumlah saham yang ditawarkan setelah pelaksanaan pemesanan saham tambahan, maka seluruh saham baru yang tersisa akan diambil oleh SKB seluruhnya secara tunai," ungkap manajemen ABBA.
Jika seluruh hak untuk menebus saham baru dieksekusi oleh seluruh pemegang saham termasuk investor publik, maka kepemilikan Beyond Media di ABBA akan terdilusi menjadi 40,47% dan SKB akan menggenggam 17,34% saham di ABBA.
Rights issue akan efektif per tanggal 7 Februari 2022 dan tanggal cum date ditetapkan di 17 Februari 2022 untuk pasar reguler dan negosiasi serta 21 Februari 2022 untuk pasar tunai.
Mengacu pada informasi yang disampaikan dalam prospektus, dana yang berhasil dihimpun lewat aksi korporasi ini nantinya akan digunakan untuk modal kerja perseroan sebesar 10% dan investasi di sektor teknologi digital sebesar 56%. Selebihnya akan digunakan oleh entitas anak RMM dengan 20% dana rights issue untuk modal kerja dan 14% sisanya untuk investasi.
ABBA sendiri merupakan holding alias induk usaha dari berbagai media seperti Republika, Jak Tv dan radio 101 Jak FM serta 98.7 Gen FM serta induk dari perusahaan publik lain yakni PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) yang membawahi aplikasi Noice yang sedang naik daun setelah kedatangan investor raksasa seperti Gojek dan JWC Ventures.
Selain itu ABBA juga memiliki anak usaha yang bergerak di bidang marketing company seperti Mahaka Advertising, CardPlus serta Alive! Indonesia.
Hingga akhir kuartal III 2021, ABBA berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan menjadi sebesar Rp 117,4 miliar. Namun dari sisi profitabilitas, ABBA masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 18,76 miliar.
Siapa kongsi di balik SKB sebagai pembeli siaga?
Dalam keterangan yang terbit di keterbukaan untuk menjawab pertanyaan bursa, ABBA mengatakan bahwa SKB adalah suatu perseroan terbatas yang bergerak di bidang aktivitas teknologi informasi dan perdagangan.
Direktur, komisaris dan susunan pemegang saham perusahaan merupakan kumpulan dari eksekutif yang bernaung di bawah Grup Kresna yang merupakan integrator bisnis digital Indonesia dengan fokus pada teknologi dan digital.
Kepemilikan saham SKB dibagi rata dengan masing-masing menggenggam sepertiga bagian. Hartono Franscesco yang merupakan pendiri dan CEO perusahaan logistik SiCepat Express merupakan penerima manfaat.
Dua pemegang saham lain adalah Managing Director PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) Suryandy Jahja, dan Direktur Utama MCAS Martin Suharlie yang juga bertindak sebagai Direktur SKB. Terakhir, Komisaris SKB diisi oleh Abraham Theofilus yang juga merupakan CEO NFCX.
KREN tercatat sebagai pengendali dari MCAS yang merupakan pengendali dari NFCX. Sementara itu NFCX merupakan pengendali emiten teknologi PT Digital Mediatama Maxima (DMMX), di mana SiCepat juga terdaftar sebagai pemegang saham.
(fsd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham MARI-ABBA Meroket 400%, Kekayaan Erick Thohir Melesat?
