Saham Produsen CPO Ngamuk Lagi, Ini Pemicunya

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
10 February 2022 09:47
Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) kembali diborong investor dan ramai menguatpada awal perdagangan hari ini, Kamis (10/2). Kenaikan harga komoditas CPO sejak awal tahun ini jadi pemicu aksi borong investor.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), berikut saham-saham CPO yang menguat, per pukul 09.21 WIB.

  1. Gozco Plantations (GZCO), naik +15,91%, ke Rp 102/unit

  2. Cisadane Sawit Raya (CSRA), +4,42%, ke Rp 590/unit

  3. Eagle High Plantations (BWPT), +4,11%, ke Rp 76/unit

  4. Bakrie Sumatera Plantations (UNSP), +3,42%, ke Rp 121/unit

  5. Provident Agro (PALM), +2,92%, ke Rp 705/unit

  6. Triputra Agro Persada (TAPG), +2,33%, ke Rp 660/unit

  7. Sawit Sumbermas Sarana (SSMS), +2,08%, ke Rp 980/unit

  8. Dharma Satya Nusantara (DSNG), +1,77%, ke Rp 575/unit

  9. Salim Ivomas Pratama (SIMP), +1,74%, ke Rp 468/unit

  10. PP London Sumatra Indonesia (LSIP), +1,57%, ke Rp 1.295/unit

  11. Astra Agro Lestari (AALI), +1,52%, ke Rp 10.025/unit

  12. Sampoerna Agro (SGRO), +1,50%, ke Rp 2.030/unit

  13. Tunas Baru Lampung (TBLA), +1,30%, ke Rp 780/unit

Menurut data di atas, saham GZCO memimpin kenaikan dengan lesatan 15,91% ke Rp 102/unit. Dalam seminggu saham GZSCO sudah melambung 55,38%, sedangkan sejak awal tahun (ytd) terkerek 47,83%.

Di posisi kedua, ada saham CSRA yang mencuat 4,42%. Sejak awal tahun saham ini sudah naik 18,00%.

Tidak ketinggalan, saham BWPT dan UNSP masing-masing terapresiasi 4,11% dan 3,42% pagi ini.

Kemarin, harga CPO di Bursa Malaysia ditutup naik 2,66% ke MYR 5.594/ton, setelah terkoreksi pada 2 hari sebelumnya.

Secara ytd, harga CPO sudah melesat 19,09%.

Harga CPO dunia yang saat ini sedang tinggi-tingginya, diprediksi masih akan tertekan dengan penurunan di kisaran 5.000-an ringgit per ton. Upaya India untuk menurunkan harga minyak nabati menjelang pemilihan umum di Uttar Padesh (negara bagian terpadat di India) gagal, karena harga minyak sawit dunia justru menyentuh rekor tertinggi pekan lalu.

Pemicunya adalah Indonesia sebagai eksportir terbesar ke India justru membatasi ekspornya. Pemilihan Umum di India sangat sensitif dengan inflasi harga pangan, sehingga pemerintah India mencoba mengendalikan harga domestik dengan mengurangi pajak impor dan memberlakukan batas persediaan.

Awalnya, upaya tersebut memang berhasil. Namun, karena India mengimpor dua pertiga dari kebutuhan minyak nabatinya, kebijakan Indonesia mau tidak mau membuyarkan upaya tersebut. Pemerintah Indonesia memberlakukan pembatasan ekspor dan produsen minyak sawit diwajibkan memplot 20% produksinya ke pasar domestik.

Harga minyak sawit di India telah meningkat lebih dari 12% tahun ini dari 1.228 rupee per 10 kg menjadi 1.280,75 rupee. Harga minyak kedelai dan minyak bunga matahari juga ikut melonjak karena pembeli beralih ke keduanya karena harga minyak sawit yang membumbung tinggi.

Inflasi harga makanan eceran India naik menjadi 4,05% di bulan Desember dan diperkirakan akan tetap dalam tren naik hingga beberapa bulan mendatang. Pemerintah India pun kesulitan mengendalikan harga minyak domestik.

Menurut diler perusahaan perdagangan global yang berbasis di Mumbai, Pemerintah India bisa menyubsidi minyak nabati dan menjualnya dengan harga lebih murah kepada kaum miskin melalui distribusi publik. Namun, kebijakan ini akan membutuhkan banyak dana dan pemerintah sedang berjuang untuk menahan defisit fiskal.

Tidak hanya di India, harga minyak domestik di Negeri Gajah Putih Thailand juga naik selama dua pekan ini karena pasokan yang menurun dari Indonesia dan Malaysia. Pada akhir Desember, cadangan minyak sawit Thailand dilaporkan sebanyak 170.000 ton atau lebih rendah dari nilai minimal cadangan sekitar 300.000 ton.

Harga minyak sawit di sana dibanderol 56 baht per kg, naik dari posisi Januari sebesar 35 baht.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngenes! CPO Babak Belur Pekan Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular