Jelang Rilis Inflasi AS, Yield SBN Tertekan

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
09 February 2022 20:16
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) menguat pada penutupan perdagangan Rabu (9/2/2022), mengindikasikan kian tingginya sikap berjaga-jaga investor jelang pengumuman inflasi Amerika Serikat (AS) besok Kamis.

Mayoritas investor memburu obligasi pemerintah hari ini, ditandai dengan turunnya imbal hasil (yield) dan penguatan harga di hampir seluruh tenor SBN. Rata-rata delapan SBN yang menjadi acuan pasar mencetak penurunan imbal hasil sebesar 2,11 basis poin (bp).

SBN merupakan aset investasi minim risiko yang membagikan pendapatan tetap, sehingga diburu ketika investor menilai aset riskan seperti saham sedang berfluktuasi ketika prospek ekonomi sedang dibayangi risiko

Dari kedelapan SBN, hanya SBN bertenor 20 tahun yang dilepas investor, ditandai dengan penguatan yield sebesar 0,2 bp. Yield SBN tenor 10 tahun dan 25 flat, sedangkan lima SBN lainnya melemah.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga naiknya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Pelaku pasar dunia memantau yield pemerintah AS tenor 10 tahun yang surut ke level 1,93%, setelah sempat menguat hingga level 1,96% kemarin. Kenaikan yield US Treasury bisa memicu pembalikan dana asing (capital outflow) karena investor global berusaha mengejar kupon seri obligasi terbaru di AS yang meninggi menyesuaikan kenaikan yield tersebur.

Di sisi lain, pasar masih menunggu rilis data inflasi pada Kamis (10/2/2022) yang diproyeksikan akan menunjukkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 7,2% secara tahunan (yoy), menjadi yang tertinggi sejak 40 tahun terakhir.

Jika lonjakan inflasi benar terjadi, pasar akan memantau sinyal kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed). Jika ternyata inflasi tinggi diikuti kenaikan suku bunga secara lebih agresif, harga SBN berpeluang tertekan sehingga yield-nya kembali naik.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sentimen Mixed, Harga Obligasi RI Variatif Cenderung Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular