
Rupiah Juara di Eropa!

Jakarta, CNBC Indonesia- Kurs rupiah perkasa di hadapan negara-negara Eropa pada perdagangan hari ini, Selasa (8/2/2022). Mata uang Tanah Air terapresiasi di hadapan euro, poundsterling Inggris, dan franc Swiss.
Pada pukul 11:43 WIB, tercatat rupiah terapresiasi 0,26% di hadapan euro ke Rp 16.427,71/EUR. Terhadap sterling, rupiah menguat 0,16% ke Rp 19.451,83/GBP. Kemudian rupiah menguat terhadap franc Swiss sebesar 0,17% ke Rp 15.545,95/CHF.
Sebagai informasi, kurs rupiah juga menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada pukul 11:00 WIB, rupiah menguat 0,1% ke Rp 14.380/US$.
Rupiah memang sedang di atas angin karena dibantu oleh rilis data ekonomi yang baik. Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis Produk Domestik Bruto (PDB) yang tumbuh 3,69% senilai Rp 16.970,8 triliun pada 2021. Padahal, PDB tahun sebelumnya tumbuh -2,07%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa seluruh sektor telah pulih seperti manufaktur, perdagangan, konstruksi, transportasi dan pergudangan, pertambangan,serta komunikasi. Artinya, ekonomi Indonesia berangsur pulih di tengah pandemi yang berhasil membuat performa Mata Uang Garuda ini menguat di pasar spot hari ini.
Sementara itu, pasar masih dikhawatirkan dengan kondisi geopolitik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Sehingga menekan nilai mata uang di wilayah Eropa karena investor mungkin beralih ke aset safe haven.
Melansir CNN International, para ahli memprediksikan pergerakan Rusia selanjutnya yaitu untuk memperhitungkan cuaca. Hal yang wajar terjadi di Rusia dan Ukraina yaitu fenomena Rasputitsa, artinya fenomena yang terjadi saat hujan atau salju mencair yang membuat jalanan menjadi berlumpur.
Pejabat AS mengatakan penyerangan Rusia akan lebih gampang jika dilakukan saat temperatur rendah dan membekukan salju. Namun, analis RAND Corporation Dara Massicot mengatakan cuaca bukan faktor utama untuk menahan serangan Rusia, karena tentara Rusia telah dilatih dengan berbagai macam cuaca.
Intelejen AS melaporkan Rusia sudah menerjunkan 83 batalyon yang masing-masing beranggotakan hingga 1.000 personel di perbatasan Ukraina. Batalyon itu dipersenjatai dengan artileri berat dan mortar. Sebanyak 14 batalyon tambahan dikabarkan segera menyusul.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Di Eropa, Performa Rupiah Not Bad Lah Ya...