Simak! Ini Penyebab Rupiah Koreksi di Eropa

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
22 February 2022 15:40
Mata Uang Euro. (REUTERS/Leonhard Foeger)
Foto: Mata Uang Euro. (REUTERS/Leonhard Foeger)

Jakarta, CNBC Indonesia- Kinerja rupiah di hadapan negera-negara Eropa pada perdagangan hari ini, Selasa (22/2/2022) kembali melemah. Mata uang Tanah Air terkoreksi di hadapan euro, poundsterling, dan dolar franc swiss.

Pada pukul 11:40 WIB, euro menguat terhadap rupiah sebanyak 0,1% di Rp 16.217,97 dan poundsterling terapreasiasi terhadap rupiah 0,14% di Rp 19.505.50. Hal yang serupa terjadi dolar franc swiss menguat terhadap rupiah sebesar 0,21%.

Dari sisi fundamentalnya, tensi antara Rusia dan Ukraina yang kian memanas masih melatarbelakangi penguatan dolar franc swiss hari ini karena stabilitas pemerintahan dan memiliki tingkat inflasi yang stabil.

Menurut analis Deutche Bank dalam rentang Maret 1986 sampai September 2012, dolar franc swiss cenderung menguat ketika bursa saham global anjlok. Namun, ketika kondisi finansial global relatif stabil, pergerakan dolar franc swiss dipengaruhi faktor fundamental lain seperti inflasi yang dinilai cukup stabil. Maka dari itu, dolar franc swiss dinilai dapat bertahan ketika terjadi gejolak di pasar finansial.

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan bahwa akan mencabut seluruh protokol kesehatan Covid-19, termasuk kewajiban isolasi mandiri dan tes gratis akan diberhentikan mulai tanggal 1 April. Namun, tes gratis akan tetap diberlakukan untuk kelompok masyarakat yang tidak mampu.

Mengacu kepada BBC News, Inggris menghabiskan £2 miliar hanya untuk biaya tes Covid-19 di Januari. Boris Johnson menilai kebijakan ini akan membawa dampak besar bagi ekonomi Inggris, Namun, angka kasus baru Covid-19 memang masih ada, tapi berhasil turun sebanyak 20,5% dari pekan sebelumnya. Pasien yang dirawat di rumah sakit juga turun sebanyak 11,9% secara mingguan.

Sebanyak 91,4% masyarakat Inggris yang telah di vaksin dosis pertama dan 85% sudah menerima vaksin dosis kedua. Sementara itu, sebanyak 66,1% masyarakat Inggris yang sudah menerima vaksin ketiga atau booster.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Perkasa di Negara-Negara Eropa!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular