Di Eropa, Performa Rupiah Not Bad Lah Ya...

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
25 January 2022 14:27
Uang Rupiah/CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Foto: Uang Rupiah/CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia- Nilai tukar rupiah di hadapan mata uang negara-negara Eropa pada perdagangan hari ini, Selasa (25/1/2022) cenderung menguat. Rupiah hanya gagal menaklukkan poundsterling Inggris.

Pada pukul 13:06 WIB, tercatat rupiah menguat 5,46 poin (+0,03%) di hadapan euro ke Rp 16.230,15/EUR. Terhadap franc Swiss, mata uang Ibu Pertiwi terapresiasi 18,03 poin (+0,11%) ke Rp 15.671,25/CHF. Namun, rupiah harus terkoreksi terhadap sterling sebanyak 7,04 poin (-0,01%) ke Rp 19.340,23/GBP.

Akhir pekan lalu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah melonggarkan kebijakan untuk para wisatawan yang mengunjungi Inggris. Wisatawan yang sudah divaksin tidak perlu dites Covid-19 lagi.

"Inggris telah buka untuk bisnis untuk wisatawan, wisatawan yang telah divaksin dengan dosis penuh tidak perlu melakukan tes," tuturnya dikutip dari The Straits News. Hal ini akan mengurangi pengeluaran untuk berpergian dan memberikan jaminan bahwa rencana mereka untuk mengunjungi Inggris akan berjalan lancar tanpa perlu cemas akan Covid-19.

Hal tersebut berdampak positif pada perekonomian di sektor hotel dan restoran. Keputusan tersebut disambut baik oleh warga sipil, jelang libur musim panas. Sentimen positif tersebut mendorong performa poundsterling hari ini dan menekan rupiah.

Sisi lainnya, ketegangan antara North Atlantic Treaty Organization (NATO) dan Rusia masih berlanjut, bahkan ada prediksi bahwa akan terjadi perang di Eropa. Dilaporkan bahwa Rusia telah memerintahkan 100,000 pasukan di perbatasan Ukraina.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa aksi militer yang agresif dari Rusia bisa terjadi kapan saja di Ukraina. Sehingga, pemerintah AS menyarankan kepada warga sipil mereka yang masih berada di Ukraina untuk segera pulang ke negara asal mereka.

Peristiwa di Ukraina mengkhawatirkan dan tentu saja berkontribusi pada volatilitas di pasar global terhadap nilai tukar mata uang di Eropa.

Kabar baik datang dari dalam negeri (untuk sementara), status PPKM di DKI Jakarta masih tetap level 2. Kemarin, sempat beredar spekulasi jika PPKM di DKI Jakarta bakal naik level 3 setelah ada kode dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan

Akhir pekan lalu, Bank Indonesia (BI) mengumumkan kebijakan moneter untuk menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM) secara bertahap hingga akhir kuartal III-2022. Kebijakan ini tentu akan mengurangi likuiditas di perbankan.

Kenaikan GWM tiga kali pada 2022, menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, diperkirakan 'menyedot' likuiditas sekitar Rp 200 triliun dari sistem perbankan. Dengan kenaikan GWM tersebut jumlah uang yang beredar tentunya akan berkurang, yang membuat rupiah perkasa.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Perkasa di Negara-Negara Eropa!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular