Harga Tembaga Turun Lagi, Kenapa Ya?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
03 February 2022 14:40
Indonesia lewat PT Indonesia Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melakukan kunjungan kerja ke tambang Freeport di Timika, Papua pada 2-3 Mei 2019.

Dalam acara, Jonan mengunjungi tambang emas legendaris milik Freeport Indonesia, yaitu Grasberg, yang lokasinya 4.285 meter di atas permukaan laut.

Tambang Grasberg ini akan habis kandungan mineralnya dan berhenti beroperasi pada pertengahan 2019 ini. Sebagai gantinya, produksi meas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah yang lokasinya di bawah Grasberg.

Dalam kunjungan tersebut, Jonan didampingi Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, serta sejumlah pejabat Kementerian ESDM.

Perjalanan menuju Grasberg dilakukan menggunakan bus khusus, dan sempat disambung dengan menggunakan kereta gantung atau disebut tram yang mengantarkan hingga ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut, dan disambung dengan bus lagi hingga ke puncak Grasberg.

Cuaca gerimis serta oksigen yang tipis menyambut kedatangan Jonan dan rombongan di lokasi puncak Grasberg.

Dalam kunjungannya Jonan mengatakan, tantangan saat ini adalah membuat operasional Freeport terus berjalan dengan baik, dan produksi, keselamatan kerja, serta lingkungan dapat terjaga dengan baik.

Jonan meminta agar tidak ada hambatan dalam pengelolaan tambang Freeport pasca pengambilalihan 51% saham oleh Inalum.

Jonan juga meminta agar ke depan peranan Freeport terhadap masyarakat Papua makin besar, lewat pembangunan sarana dan prasarana seperti sekolah serta rumah sakit atau puskesmas. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga melemah pada perdagangan siang hari ini karena nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yang kembali menguat setelah lesu selama tiga hari terakhir.

Pada Kamis (3/2/2021) pukul 13;08 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 9.816,5/ton, turun 0,23% dibandingkan posisi kemarin.

Indeks dolar AS berbalik menguat 0,14% di hadapan enam mata uang utama dunia. Penguatan dolar AS menjadi sentimen negatif bagi tembaga. Sebab, tembaga adalah aset yang diperdagangkan dengan greenback.

Ketika dolar AS menguat, tembaga jadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan tembaga turun, harga pun mengikuti.

Sementara itu, pasar konsumen logam utama China tutup untuk liburan selama seminggu turut membuat permintaan turun.

Harga tembaga didukung oleh kekhawatiran investor terhadap persediaan tembaga yang rendah. Pada 2 Februari 2022 persediaan tembaga di gudang yang dipantau bursa logam London (LME) tercatat 84.875 ton. Jumlah ini turun 66,7% dari persediaan tertinggi bulan Agustus 2021.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekspor dari Chile Terbang, Harga Tembaga Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular