
Harga Perak Kok Masih B Aja Ya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia bergerak cenderung datar pada perdagangan jelang tengah hari ini setelah rilis data penciptaan lapangan kerja Amerika Serikat (AS).
Pada Kamis (3/2/2022) pukul 11:26 WIB harga perak dunia tercatat US$ 22,6/ons, turun 0,06% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Pada Januari 2022, sektor swasta AS mengurangi 301.000 lapangan kerja. Ini menjadi kontraksi lapangan kerja pertama sejak Desember 2020.
"Pemulihan pasar tenaga kerja mundur pada awal 2022 karena efek varian Omicron dan dampaknya yang signifikan, meskipun (dampaknya) kemungkinan sementara, terhadap pertumbuhan pekerjaan," Nela Richardson, kepala ekonom di ADP, mengatakan dalam laporan itu.
Ini membuat investor berpikir masih ada kemungkinan bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) tidak terlalu agresif dalam mengetatkan kebijakan moneter. Sebab ternyata pasar tenaga kerja belum cukup sehat, masih ada tekanan.
Ketegangan geopolitik di Eropa Timur mendorong minyak menyentuh level tertinggi dalam tujuh tahun menjadi keuntungan bagi logam mulia.
"Indeks dolar AS yang merosot dan harga minyak mentah mencapai tertinggi tujuh tahun minggu ini adalah dorongan bullish di luar kekuatan pasar untuk pasar logam," ujar Jim Wyckoff, seorang analis senior di Kitco Metals.
Sementara itu, kurs dolar Amerika Serikat (AS) menguat 0.11% di hadapan enam mata uang utama dunia.
Penguatan dolar AS membuat kenaikan perak tertahan. Sebab, emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Ketika dolar AS menguat, perak jadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan perak turun, harga pun mengikuti.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengangguran AS Bagus tapi Perak Loyo, Kok Bisa?