Terbaik di Asia! Rupiah Catat Start Impresif di Februari

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 February 2022 15:16
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jebloknya indeks dolar Amerika Serikat (AS) serta rilis data ekonomi yang bagus dari dalam negeri membuat rupiah mampu mencatat penguatan dua hari beruntun. Saat pembukaan perdagangan Rabu (2/2/2022) rupiah bahkan langsung melesat.

Melansir data Refinitiv, begitu bel perdagangan berbunyi rupiah langsung menguat 0,52% ke Rp 14.305/US$. Sayangnya level tersebut menjadi yang terkuat hari ini, setelahnya rupiah memangkas penguatan dan berakhir di Rp 14.355/US$, menguat 0,17% di pasar spot. 

Meski penguatan terpangkas cukup signifikan, tetapi rupiah mampu menjadi mata uang terbaik di Asia hari ini. Mayoritas mata uang utama Asia bahkan melemah melawan dolae AS, sehingga rupiah bisa dikatakan mencatat start impresif di awal Februari, setelah tertekan sepanjang bulan lalu. 

Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia hingga pukul 15:03 WIB. 

Indeks dolar AS sedang berbalik arah di pekan ini setelah menyentuh level tertinggi sejak Juni 2020 lalu. Kemarin indeks dolar AS turun 0,16% sementara di awal pekan merosot hingga 0,75%. Sementara hingga sore ini indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini turun 0,16%.

Jebloknya indeks dolar AS tersebut terjadi setelah beberapa pejabat teras bank sentral AS (The Fed) meredakan spekulasi kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin di bulan Maret, menjadi indikasi tidak akan sangat agresif dalam menormalisasi kebijakan moneternya.

Presiden The Fed Philadelphia, Patrick Harker, mengatakan ia mendukung kenaikan suku bunga sebanyak 4 kali di tahun ini, masing-masing sebesar 25 basis poin. Tetapi ia tidak melihat suku bunga bisa dinaikkan sebesar 50 basis poin di bulan Maret nanti.

"Jika inflasi berada di level saat ini dan mulai menurun, saya tidak melihat kenaikan sebesar 50 basis poin. Tetapi jika ada kenaikan tajam inflasi, saya rasa kita perlu bertindak lebih agresif," kata Harker saat wawancara dengan Bloomberg, Selasa (1/2).

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Data dari Dalam Negeri Dongkrak Kinerja Rupiah 

Dari dalam negeri, kabar baik datang dari sektor manufaktur. Markit melaporkan purchasing managers' index (PMI) maunufaktur di bulan Januari sebesar 53,7, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 53,5.

PMI manufaktur menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di bawah 50 berarti kontraksi, di atasnya adalah ekspansi.

Artinya, di awal tahun ini sektor manufaktur Indonesia meningkatkan ekspansinya, yang tentunya berdampak positif bagi perekonomian.

Kabar baiknya lagi, permintaan mengalami peningkatan signifikan sehingga sektor manufaktur merekrut tenaga kerja.

"Menurut data terkini PMI Manufaktur Indonesia IHS Markit, kondisi pengoperasian di sektor manufaktur Indonesia membaik pada awal 2022. Permintaan klien berekspansi pada kisaran lebih tajam, didukung oleh catatan pertumbuhan permintaan baru dari luar negeri. Sementara itu kenaikan tingkat ketenagakerjaan dan aktivitas pembelian juga terlihat, sekaligus menggambarkan kondisi ekonomi yang lebih baik," kata Jingyi Pan, Economics Associate Director IHS Markit.

Selain itu, menurut Pan, masalah rantai pasokan yang memicu inflasi perlahan sudah mulai teratasi.

"Waktu pengiriman dari pemasok tercatat jauh lebih baik, yang juga merupakan tanda positif. Penting untuk diamati jika kondisi terus membaik, karena tekanan harga masih tajam disebabkan permasalahan pasokan yang masih ada," ungkapnya.

Kabar tersebut memberikan sentimen positif ke rupiah yang membuatnya melesat di awal perdagangan hari ini.

Sementara itu Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi Indonesia periode Januari 2022. Hasilnya tidak jauh berbeda dari ekspektasi pasar.

Pada Rabu (2/2/2022), Kepala BPS Margo Yuwono melaporkan terjadi inflasi 0,56% pada Januari 2022 dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Sementara dibandingkan Januari 2021 (year-on-year/yoy), laju inflasi tercatat 2,18%.

"Perkembangan harga secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Dari 90 kota, terdapat 85 kota yang mengalami inflasi," kata Margo dalam konferensi pers secara virtual
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menghasilkan median 0,54% untuk inflasi bulanan. Sementara inflasi tahunan diperkirakan 2,15%.

Dengan kenaikan tersebut, artinya inflasi sudah mencapai target bawah Bank Indonesia (BI) di 3% plus minus 1%.

Gubernur BI Perry Warjiyo hari ini menyatakan suku bunga masih tetap akan dipertahankan sampai ada tanda-tanda kenaikan inflasi.

"BI 7 days reverse repo rate tetap dipertahankan rendah sampai ada tanda-tanda kenaikan inflasi," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (2/2/2022).
Jika inflasi ke depannya terus menanjak, peluang BI menaikkan suku bunga di tahun ini tentunya semakin besar.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular