Yakinlah, Harga Nikel Masih Bisa Merekah!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Rabu, 02/02/2022 16:40 WIB
Foto: Dok Antam

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga nikel relatif stagnan pada perdagangan siang hari ini. Persediaan nikel di gudang yang semakin menyusut jadi penopang harga.

Pada Rabu (2/2/2022) pukul 14:11 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 22.750/ton, turun tipis 0,06% dibandingkan harga penutupan kemarin.


Harga nikel tertekan setelah Tsingshan mengatakan telah mengirimkan batch pertama produk nikel matte ke negara itu, membantu menambah lebih banyak pasokan. Hal ini dapat mengurangi tekanan pasokan ketat yang terjadi di China, konsumen utama nikel dunia.

Batch pertama dikatakan sekitar 500 ton, tetapi masih harus dilihat seberapa cepat dapat meningkatkan pasokan.

Meskipun begitu, secara keseluruhan persediaan nikel dunia di gudang terus menyusut karena permintaan yang tinggi terutama dari kendaraan listrik. Hal ini yang menarik investor untuk masuk ke pasar nikel.

"Investor mengalir masuk karena pasokan yang terbatas, prospek cerah untuk pasar kendaraan listrik (EV) dan pemicu lainnya. Termasuk penangguhan produksi satu pabrik feronikel di Myanmar dan pembicaraan tentang kemungkinan tingkat ekspor Indonesia untuk feronikel atau nikel pig iron," ujar Xie.

Senada dengan Xie, analis Fastmarkets Boris Mikanikrezai mengatakan lonjakan harga nikel baru-baru ini karena fundamental pasar yang menunjukkan tren bullish.

"Harga nikel telah mencapai level yang lebih tinggi pada kuartal pertama berkat fundamental yang kuat dan terlepas dari latar belakang makro yang tidak pasti. Sementara harga nikel telah reli kuat sepanjang tahun ini, kami pikir reli dapat berlanjut karena momentum positif akan tetap ada untuk beberapa waktu," kata Mikanikrezai.

Mengacu polling Reuters, harga nikel dunia pada kuartal I-2022 diprediksi bergerak dengan di rata-rata harga US$ 19.998/ton, lebih tinggi dari rata-rata harga kuartal IV-2021 sebesar US$ 19.675,25/ton.

Stok nikel di gudang yang dipantau bursa logam London (LME) mencapai 89.364 ton pada 1 Februari, merupakan level terendah sejak akhir 2019. Sedangkan persediaan di bursa berjangka Shanghai (ShFE) adalah 4.711 ton pada 14 Januari, level terendah sejak Oktober 2019.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Forum Industri Nikel Minta Kenaikan Tarif Royalti Dikaji Ulang