Pasar Tunggu The Fed, Harga Tembaga Melorot
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga melemah pada perdagangan hari ini jelang pengumuman kebijakan moneter The Fed.
Pada Selasa (25/1/2021) pukul 15:03 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 9.673,5/ton, turun 0,56% dibandingkan posisi kemarin.
Investor menanti pengumuman kebijakan moneter The Fed pada Rabu (26/1/2022) waktu setempat. Investor mencemaskan tentang berapa kali suku bunga akan dinaikkan tahun ini dan kapan kenaikan akan dimulai.
Ekonomi Amerika Serikat (AS) yang terlalu panas mendesak The Fed untuk segera mengambil kebijakan untuk menahan laju inflasi. Pada bulan Desember, inflasi AS mencapai 7% year-on-year tertinggi sejak Juni 1982.
Analis dari Goldman Sachs melihat The Fed mengatakan bahkan tidak menutup kemungkinan lebih banyak lagi akibat tingginya inflasi di Amerika Serikat.
"Prediksi dasar kami The Fed akan menaikkan suku bunga sebanyak 4 kali di bulan Maret, Juni, September dan Desember. Tetapi kami melihat risiko The Fed ingin menaikkan suku bunga di setiap pertemuan sampai proyeksi inflasi berubah," kata David Mericle, ekonom di Goldman Sachs kepada nasabahnya yang dikutip CNBC International, Minggu (23/1).
Melihat jumlah pertemuan The Fed sebanyak 8 kali pada tahun ini, dan seandainya suku bunga mulai dinaikkan bulan Maret, artinya ada kemungkinan suku bunga bisa dinaikkan sebanyak 7 kali, jika melihat risiko yang dipaparkan Goldman Sachs.
Sementara pasar memperkirakan suku bunga akan naik pertama kali pada bulan Maret. Berdasarkan data CME Fedwatch, pelaku pasar mengantisipasi bahwa The Fed bakal menaikkan suku bunga acuan paling cepat 25 bps pada Maret 2022 dengan probabilitas 88,7%.
Kenaikan suku bunga lebih cepat dapat memangkas likuiditas di pasar keuangan dan memperlambat pemulihan di ekonomi.
Ketika pemulihan ekonomi melambat, permintaan tembaga akan ikut menyusut. Ini karena tembaga digunakan oleh berbagai sektor strategis dalam pertumbuhan ekonomi negara. Sektor peralatan sehari-hari, konstruksi, infrastruktur, transportasi, dan industrial adalah konsumen tembaga. Sehingga permintaan untuk tembaga akan menjadi lesu, harga pun mengikuti.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)