Jelang Pertemuan The Fed, Harga Perak Loyo
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia terpantau melemah pagi ini menjelang pertemuan bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed). Investor menanti sinyal kenaikan suku bunga pada pertemuan yang akan digelar 25-26 Januari mendatang.
Pada Senin (24/1/2021) pukul 08:16 WIB harga perak di pasar spot tercatat US$ 24.16/ons. Melemah 0,29% dibandingkan harga penutupan akhir pekan lalu.
Ekonomi Amerika Serikat (AS) yang terlampau panas mendesak The Fed untuk segera mengambil kebijakan untuk menahan laju inflasi. Sejak tahun lalu sebenarnya pasar sudah mulai menerka-nerka kapan The Fed akan menaikkan suku bunga. Namun melihat inflasi yang mencapai 7%, pasar berekspektasi era suku bunga rendah akan segera ditinggalkan.
Berdasarkan data CME Fedwatch, pelaku pasar mengantisipasi bahwa The Fed bakal menaikkan suku bunga acuan paling cepat 25 bps pada Maret 2022 dengan probabilitas 88,7%.
Selain itu, the Fed diperkirakan bakal menaikkan suku bunga acuan 4-5 kali di tahun 2022. Setelah itu bank sentral AS juga diprediksi akan menempuh kebijakan moneter kontraktif dengan mereduksi ukuran neracanya (balance sheet).
Harapan pasar ini pun diaminkan oleh Gubernur Fed Lael Brainard dan sejawatnya. Brainard, yang mengatakan kenaikan suku bunga segera setelah pembelian kami dihentikan.
Sekadar informasi, The Fed mulai mengurangi pembelian aset atau tapering yang diperkirakan selesai bulan Maret. Jika melihat pernyataan dari Brainard, maka kemungkinan suku bunga AS akan dilakukan Maret.
Perak adalah aset safe haven bersama emas. Keduanya tidak memberikan imbal hasil atau bunga seperti deposito yang merupakan produk bank atau obligasi. Jika ingin mendapatkan keuntungan dari perak hanya bisa didapatkan dari kegiatan jual-beli saja.
Sehingga saat suku bunga naik, investor cenderung memilih aset investasi yang berbunga. Maka dari itu perak pun akan ditinggalkan. Saat permintaan turun, harga akan mengikuti.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)