Duh, Yield Obligasi AS Menjegal Harga Perak
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak tertekan pada perdagangan awal pekan hari ini. Aset lindung nilai tersebut tampak kurang menarik bagi investor dibandingkan aset yang lebih berisiko lainnya.
Pada Senin (17/1/2021) pukul 07.35 WIB harga perak di pasar spot tercatat US$ 22,88/ons, turun 0,29% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.
Harga perak melemah seiring dengan penguatan oleh imbal hasil obligasi dan indeks dolar Amerika Serikat (AS).
Sementara itu, yield obligasi AS melesat ke level tertinggi sejak Januari 2020. Saat ini posisi yield obligasi AS tenor 10 tahun berada di 1,79%. Laju yield memiliki korelasi negatif terhadap aset safe haven. Jika yield naik, harga aset safe haven akan turun dan berlaku sebaliknya.
Sementara itu, indeks dolar AS semakin mantap merangkak naik meninggalkan posisi terendah sejak November tahun lalu di US$ 95,11. Indeks dolar AS saat ini berada di level US$ 95,24. Penguatan dolar membuat perak yang diperdagangkan dengan greenback jadi lebih mahal ketimbang mata uang lainnya.
Kenaikan yield dan dolar merupakan respon dari sinyal kenaikan suku bunga yang lebih cepat oleh beberapa Gubernur The Fed.
Gubernur Fed Lael Brainard, pada hari Kamis, memberi sinyal era suku bunga nol akan segera berakhir setelah dua tahun terguncang pandemi.
"Kami akan berada dalam posisi untuk melakukan itu (menaikkan suku bunga) segera setelah pembelian kami dihentikan," katanya.
Saat ini The Fed mulai mengurangi pembelian aset atau tapering yang diperkirakan selesai bulan Maret. Jika melihat pernyataan dari Brainard, maka kemungkinan suku bunga AS pun akan naik bunga pada pertemuan kebijakan Fed 15-16 Maret.
"Mengangkat pada bulan Maret tampaknya hal yang cukup masuk akal," kata Presiden Fed San Francisco Mary Daly.
Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic, Presiden Fed St. Louis James Bullard dan Presiden Fed Cleveland Loretta Mester juga menandai kenaikan suku bunga Maret pada hari Rabu.
Hingga pekan lalu survei CME FedWatch ekspektasi pasar bahwa The Fed akan mengumumkan kenaikan suku bunga pertama kali pada bulan Maret terus meningkat dan saat ini sudah mencapai persentase 83,1%. Pasar menilai suku bunga naik ke 0,25% - 0,5%.
(ras)