Ekonomi Pulih, Restrukturisasi Kredit BMRI Turun di 2022

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
14 January 2022 09:25
Gedung Bank Mandiri
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten bank BUMN, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) meyakini nilai restrukturisasi kredit perseroan terus mencatatkan tren penurunan seiring dengan mulai pulihnya aktivitas ekonomi domestik.

Corporate Secretary Bank Mandiri, Rudi As Atturidha mengungkapkan, sampai dengan November 2021, perseroan telah melakukan restrukturisasi kredit dengan total mencapai Rp 149,2 triliun.

Restrukturisasi kredit itu termasuk restrukturisasi debitur terdampak Covid-19 untuk 373 ribu debitur, dengan porsi 15% di antaranya merupakan portfolio UMKM (Micro KUM-KUR dan SME) atau mencapai Rp 22 triliun pada 236 ribu debitur UMKM.

"Upaya restrukturisasi Covid-19 secara menyeluruh kepada debitur-debitur terdampak pandemi telah dilakukan selama tahun 2020 dan 2021, sehingga pada tahun 2022 potensi restrukturisasi Covid-19 baru tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya," kata Rudi, kepada CNBC Indonesia, Kamis (13/1/2022).

Oleh karena itu, bank dengan kode saham BMRI ini memproyeksikan terjadinya penurunan restrukturisasi Covid-19 sepanjang 2022 seiring dengan perbaikan ekonomi.

Dari sisi pinjaman berisiko atau Loan at Risk (LaR) termasuk debitur terdampak Covid-19 per November 2021, tercatat sebesar 20,53% atau membaik jika dibandingkan dengan posisi Oktober 2021. Sedangkan porsi rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) yang berasal dari portfolio restrukturisasi Covid-19 mencapai 2,4%.

Rudi menjelaskan, salah satu upaya strategi untuk menjaga kualitas kredit antara lain dengan melakukan monitoring secara intensif untuk debitur ex restrukturisasi Covid-19 sehingga dapat dilakukan upaya penyelamatan dengan lebih dini.

"Bank akan fokus menyalurkan kredit ke sektor ekonomi yang prospektif dan memiliki speed recovery yang baik terhadap dampak Covid-19," ujarnya.

Selain itu, sebagai antisipasi pemburukan lebih lanjut, bank juga telah melakukan pembentukan CKPN (cadangan kerugian penurunan nilai) yang memadai khususnya pada debitur terdampak Covid-19.

Sebagai informasi, sampai dengan September 2021, BMRI tercatat membukukan laba bersih senilai Rp 19,23 triliun atau tumbuh 37,1% secara tahunan dari sebelumnya Rp 14,03 triliun.

Kredit Bank Mandiri tercatat tumbuh sebesar 16,93% secara tahunan menjadi Rp 1.021,6 triliun, utamanya ditopang oleh segmen wholesale yang naik 7,93% menjadi Rp 533 triliun. Sedangkan, kredit UMKM turut mencatat peningkatan signifikan sebesar 20,3% secara tahunan menembus Rp 100,1 triliun.


(sys/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mulai Pulih, Restrukturisasi Kredit Bank Mandiri Sisa Rp 90 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular