Jreng! Kenaikan Angka Covid-19 Bikin IHSG Loyo Saat Pembukaan

Putra, CNBC Indonesia
10 January 2022 09:09
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG, Senin (22/11/2021) (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada perdagangan perdana pekan ini, Senin (10/01/2021). IHSG dibuka turun tipis 0,06% ke level 6.697,38.

Namun selang tak berapa lama IHSG bangkit dengan penguatan 0,20% ke level 6.714,98 pada 09.02 WIB sebelum akhirnya kembali merah dengan koreksi mencapai 0,2%. Asing terpantau net buy kecil di pasar reguler sebesar Rp 5,3 miliar.

Saham yang paling banyak diborong asing adalah saham PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan net buy masing-masing Rp 2,4 miliar dan Rp 3,2 miliar.

Saham yang paling banyak dilepas asing adalah saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dengan net sell masing-masing Rp 3,9 miliar dan Rp 1,9 miliar.

Pada perdagangan pekan terakhir Jumat (7/1), tiga indeks saham Bursa New York kompak melemah. Indeks Dow Jones melemah tipis 0,01% sedangkan S&P 500 dan Nasdaq Composite maisng-masing ambles 0,41% dan 0,96%.

Bahkan untuk Nasdaq Composite terpantau mencatatkan kinerja mingguan terburuknya sejak Februrari 2021 setelah anjlok 4,5% di 5 hari perdagangan perdana 2022.

"Pasar saham [AS] sedang mengalami transisi sekarang setelah mencatatkan kinerja yang kuat pada 2021" kata Jay Pestrichelli, co-founder ZEGA Financial. Lebih lanjut Jay mengatakan bahwa volatilitas yang lebih tinggi tersebut disebabkan oleh perubahan kebijakan bank sentral.

Pelemahan harga saham di AS serta kenaikan yield obligasi pemerintah AS patut dicermati oleh investor mengingat dampaknya juga bisa dirasakan oleh pasar keuangan negara berkembang seperti Indonesia.

Kondisi inflasi yang terus meningkat memang bakal memicu bank sentral untuk mengetatkan kebijakan moneternya lewat penurunan injeksi likuiditas dan kenaikan suku bunga.

Secara historis, siklus pengetatan moneter bukanlah kabar baik untuk pasar keuangan global. Naiknya suku bunga acuan akan membuat yield surat utang pemerintah yang sering dikenal sebagai risk free meningkat.

Di pekan pertama Januari 2022, kasus infeksi harian Covid-19 global mengalami kenaikan yang tajam. Jika di akhir Desember kasus harian masih di kisaran 1 juta, per 8 Januari 2022 rerata kasus harian dalam sepekan sudah naik 2x menjadi 2,2 juta.

Senada dengan kenaikan kasus Covid-19 global, kasus harian di dalam negeri juga meningkat. Kasus infeksi harian Covid-19 di Indonesia sejak November sudah konsisten berada di bawah 500 kasus. Namun di pekan lalu kasus Covid-19 kembali menyentuh angka 500 kasus per hari.

Kenaikan kasus infeksi Covid-19 juga sejalan dengan naiknya kasus Covid-19 Omicron di Tanah Air. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), tercatat penambahan kasus sebanyak 57 orang, sehingga total konfirmasi Omicron sebanyak 318 orang per Jumat (7/1/2022).

Penambahan 57 orang terdiri dari 7 orang transmisi lokal dan 50 orang pelaku perjalanan luar negeri. Secara keseluruhan, kasus transmisi lokal Omicron berjumlah 23 orang, sementara kasus dari pelaku perjalanan luar negeri berjumlah 295 orang.

Kenaikan kasus Covid-19 membuat pemerintah kembali mengambil langkah tegas dengan meningkatkan PPKM untuk mengendalikan agar penularan tidak semakin meningkat dan meluas.

Selain itu dari dalam negeri sentiment yang juga berpotensi menggerakkan pasar hari ini adalah rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) oleh Bank Indonesia (BI).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Dibuka Hijau, IHSG Sempat Sentuh Rekor Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular