Coba Cek! Ada Harga Rights Issue yang Sampai Diskon 95%!
Jakarta, CNBC Indonesia - Aksi korporasi Rights Issue PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) untuk meningkatkan inklusi keuangan dan mengembangkan raksasa ekosistem ekonomi digital baru telah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pernyataan efektif diperoleh pada 30 Desember 2021.
Menyusul pernyataan efektif tersebut, rights issue akan diperdagangkan mulai pekan depan. Mengacu pada prospektus perusahaan, setiap pemegang 100 saham lama BBHI berhak untuk mendapat 86 HMETD yang dapat ditukarkan dengan harga pelaksanaan Rp 478 per saham.
Artinya harga tebus ini jauh lebih murah dibandingkan harga saham BBHI di pasar. Sedikit gambaran, harga BBHI hingga penutupan sesi satu hari ini parkir di level Rp 9.950/saham. Dengan kata lain, harga pelaksanaan rights issue BBHI terdiskon hingga 95,19%.
Tak hanya berpotensi menambah saham BBHI di harga murah. Belum lagi dampak rights issue yang bisa membuat kinerja BBHI melesat. Valuasi yang membaik juga bakal memberikan keuntungan.
Naiknya nilai buku BBRI tentunya akan menyebabkan valuasinya dengan menggunakan metrik price to book value (PBV) akan semakin murah. Murahnya PBV akan kembali memancing investor membeli saham BBHI setelah rights issue. Ending-nya, harga saham BBHI kembali terkerek.
Memang, belum diketahui secara pasti seberapa besar nilai buku BBHI akan naik karena angka ini tentunya akan sangat bergantung terhadap kesuksesan pengumpulan dana rights issue. Tapi, ada simulasi sederhana. Dengan asumsi seluruh tiket hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) berhasil diserap oleh pasar, nilai buku BBHI akan terbang 157% dari angka Rp 109/unit menjadi Rp 280/unit.
Hal ini akan menyebabkan valuasi semakin murah, dengan penurunan signifikan PBV ke level di bawah 20 kali nilai buku. Angka tersebut berada di bawah beberapa emiten bank digital lain yang mengeruk di pasar sama seperti ARTO dengan PBV 31,60 kali dan BANK yang memiliki PBV 28,86 kali.
Yang tak kalah penting penting adalah, dana hasil rights issue akan digunakan untuk berekspansi di mana sinergi dalam ekosistem dengan calon investor kakap baru akan sangat dinanti, khususnya akses informasi dan data yang semakin luas. Selain juga biaya operasi yang dapat ditekan.
Presiden Bukalapak - salah satu calon investor baru BBHI - Teddy Oetomo dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV menyebutkan bahwa besarnya potensi sektor bank digital dalam mendorong inklusi keuangan sehingga diharapkan bisa meningkatkan bisnis UMKM termasuk ekosistem e-Commerce.
Teddy juga menyebutkan bahwa kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan, merupakan salah satu alasan mengapa inklusi keuangan agak lebih lambat, meskipun sebenarnya jumlah bank di Indonesia dari dulu sebenarnya sudah cukup banyak.
"Tantangannya adalah branch base banking," ungkap Teddy yang menganggap praktik konvensional perbankan tersebut memiliki biaya operasi tinggi. Ia juga berharap perbankan digital dapat menyelesaikan permasalahan ini demi meningkatkan inklusi keuangan.
Terkait kolaborasi ke depan, Teddy menekannya pentingnya multi ekosistem pada bank digital agar dapat menentukan keputusan tepat saat melakukan scoring dan analisis terhadap konsumen yang potensial tidak serta merta dari satu aspek kehidupan saja.
Teddy mencontohkan bahwa jika hanya Bukalapak, maka informasi yang didapat hanya dari pembelanjaan di marketpalce tersebut saja. Akan tetapi jika dapat menerawang dari berbagai lini kehidupan lain - seperti kolaborasi dengan investor lain - Teddy percaya bank digital mampu menyediakan layanan yang diperlukan dan dapat di-customize sesuai dengan kebutuhan dari para konsumen potensial.
(fsd/dhf)