
Amsyong Mr Erdogan! Lira Mata Uang Terparah Dunia, Ambrol 79%

Menghadapi inflasi tinggi, semestinya bank sentral bereaksi dengan menaikkan suku bunga. Dengan begitu, uang beredar bisa berkurang sehingga nilai uang tidak semakin jatuh.
Akan tetapi yang terjadi di Negeri Kebab justru sebaliknya. Sejak awal 2021, bank sentral Turki (TCMB) malah memangkas suku bunga acuan hingga 300 basis poin, dari 17% pada awal tahun menjadi 14% pada Desember.
Ini karena TCMB tidak independen. Kebijakan moneter sangat dipengaruhi oleh visi sang presiden. Erdogan pernah menyebur suku bunga tinggi adalah biangnya setan.
"Saya akan memenangkan pertarungan melawan suku bunga tinggi. Sebab saya percaya suku bunga adalah biangnya setan," tegas Erdogan dalam sebuah kesempatan pada 2018.
Pelemahan lira yang begitu dalam sampai membuat kepercayaan rakyat Turki terhadap mata uangnya sendiri memudar. Per 12 Desember 2021, total simpanan di perbankan Turki berjumlah TRY 5,58 triliun. Dari jumlah tersebut, hanya 33,87% yang berdenominasi lira.
Oleh karena itu, Erdogan bertitah agar masyarakat dan dunia usaha Turki mengalihkan simpanan mereka dari mata uang asing dan emas ke lira. Erdogan mengklaim sekarang situasi sudah terkendali dan sudah saatnya masyarakat kembali menaruh kepercayaan kepada mata uang domestik.
"Selama kita tidak menempatkan mata uang kita sendiri sebagai tolok ukur, maka kita akan celaka. Lira, mata uang kita, adalah yang akan kita perjuangkan. Bukan mata uang asing. Kita sedang berperang menyelamatkan ekonomi dari suku bunga dan inflasi tinggi," papar Erdogan akhir pekan ini, seperti dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)