Josss, Harga Nikel Naik 6 Hari Beruntun!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Jumat, 31/12/2021 15:20 WIB
Foto: Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Smelter Nikel PT. GNI, Kab. Konawe, 27 Desember 2021

Jakarta, CNBC Indonesia - Nikel tampil perkasa di akhir tahun dengan reli enam hari beruntun dan mencatatkan kenaikan 6,45%. Pendorongnya adalah pasokan yang ketat di China, konsumen nikel terbesar dunia.

Kemarin (30/12/2021) harga nikel ditutup di US$ 20.587/ton, naik 1% dibandingkan posisi hari sebelumnya.


Sumber: Investing

Persediaan bijih nikel di pelabuhan Cina turun 118.000 ton basah (wmt) pada pekan yang berakhir 24 Desember menjadi 8,66 juta wmt. Total kandungan Ni mencapai 68.000 ton. Total persediaan di tujuh pelabuhan utama mencapai sekitar 3,96 juta wmt, turun 108.000 wmt dari pekan sebelumnya. Persediaan bijih nikel telah turun selama lima minggu berturut-turut sejak akhir November karena impor menurun secara signifikan.

Sepanjang 2021 harga nikel naik 23,92% terdorong oleh pasokan yang ketat karena lonjakan permintaan di tengah pemulihan ekonomi global. Neraca nikel dunia diperkirakan mengalami defisit 25.000 ton pada tahun 2021, menurut Antaike.

Sementara itu, persediaan nikel di gudang LME pada 30 Desember 2021 tercatat 103.020 ton. Jumlah ini turun 58,24% dibanding persediaan tahun lalu.

Walaupun tahun ini mengalami defisit, pasar nikel global diperkirakan mengalami surplus pasokan tahun depan. Chen Ruirui, analis Antaike, memperkirakan neraca pasokan nikel akan surplus 45.000 ton tahun 2022. Ini karenapulihnya tambang nikel selaras dengan kebangkitan ekonomi global.

Surplus pasokan didorong oleh nikel berkalori rendah Nickel Pig Iron (NPI) yang diproduksi oleh Indonesia, produsen nikel terbesar dunia. Global Palladium Fund memperkirakan surplus nikel global sebesar 59.000 ton pada tahun 2022.

Permintaan nikel akan berkurang seiring dengan melambatnya pertumbuhan produksi industri baja tahan karat (stainless steel) China. Tingkat pertumbuhan diperkirakan melambat secara bertahap menjadi sekitar 5% per tahun setelah tumbuh 15% tahun 2021.

Permintaan dari mobil listrik tahun depan masih belum bisa berkontribusi besar terhadap konsumsi nikel dunia dan berada di bawah permintaan pabrikstainless steelsebagai konsumen utama nikel dunia.

Fitch Solution Country Risk & Industry Research memproyeksi harga nikel dunia tahun depan akan berada di kisaran US$ 17.000/ton. Sedangkan konsensus yang dihimpun Bloomberg memprediksi harga nikel akan berada di level US$ 19.000/ton.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Forum Industri Nikel Minta Kenaikan Tarif Royalti Dikaji Ulang