2021 In Review

Tahun Ini 'Menggila', 2022 Masih Zaman Main Kripto?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Jumat, 31/12/2021 09:05 WIB
Foto: Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - 2021 menjadi tahun yang luar biasa bagi aset kripto. Harga Bitcoin (BTC), koin kripto terjumbo, dua kali menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa pada tahun ini. Kehebohan ini terjadi seiring semakin ramainya investor yang masuk ke dunia aset digital tersebut di tengah adanya pandemi Covid-19.

Selain Bitcoin, lonjakan harga luar biasa juga dialami aset kripto lainnya, seperti Ethereum (ETH) yang meroket ratusan persen, dan juga koin/token kripto lainnya (altcoin) yang turut mencuri perhatian.

Selain itu, tumbuh pula ekosistem aset non-fungible token (NFT)--di mana orang bisa menjual karya digital mereka- stablecoin, hingga kehebohan metaverse.


Aset kripto juga semakin diadopsi oleh sejumlah institusi, termasuk negara El Salvador di mana Bitcoin dijadikan alat pembayaran yang sah. Sejumlah perusahaan raksasa kripto juga terus melakukan ekspansi, misalnya, dengan masuk ke industri sepak bola dan bola basket Amerika Serikat (AS) alias NBA.

Tahun ini juga merupakan tahun di mana pasar exchange-traded fund (ETF) berbasis Bitcoin berjangka pertama dibentuk, di mana perusahaan ETF Bitcoin pertama yang terdaftar dan diperdagangkan adalah ProShares Bitcoin Strategy.

Walaupun, di tengah deretan kabar positif itu, keraguan terhadap aset kripto juga tak kalah banyak, yang terutama datang dari para regulator keuangan. Bahkan, China yang dipimpin Xi Jinping juga gencar melarang penambangan kripto.

Selain itu, marak juga terjadi penipuan di dunia kripto. Chainalysis mengungkapkan bahwa penipuan di dunia cryptocurrency telah menghasilkan lebih dari US$ 7,7 miliar atau Rp 107 triliun dari investor sepanjang tahun 2021 ini.

Memang, dibandingkan dengan aset lainnya, seperti saham, fluktuasi harga aset kripto, terutama Bitcoin, sangat 'liar' sepanjang tahun. Ini ditandai sempat amblesnya BTC ke kisaran US$ 29.000 pada Juli lalu usai mencetak rekor tertinggi di kisaran US$ 64.000.

Bitcoin sendiri kembali melambung ke level tertinggi pada 10 November lalu, yakni mencapai US$ 68.789,63 pada 10 November 2021. Walaupun, setelah itu, atau per tulisan ini dibuat, harga BTC masih terbenam di bawah level US$ 50.000, tepatnya di US$ 47.200.

Di tengah pergerakan harga yang liar itu, sepanjang tahun ini harga Bitcoin telah melonjak 62%.

Setali tiga uang, harga aset paling jumbo kedua, Ethereum, juga tak kalah fluktuatif. Usai menembus level US$ 4.297 pada Mei lalu, ETH juga sempat anjlok ke US$ 1.768 pada akhir Juni.

Kemudian, pada November ETH kembali menyentuh level tertinggi baru di US$ 4.891. Kendati saat ini berada di kisaran US$ 3712, sepanjang tahun, harga ETH sudah meroket 407%.

Tidak hanya duo BTC dan ETH, sejumlah koin dan token kripto lainnya juga berhasil meroket to the moon. Dogecoin (DOGE), yang seringkali di-endorse atau didukung CEO Tesla Elon Musk, sudah melambung hingga 3.800% sepanjang 2021.

Kemudian, token Solana (SOL), yang dianggap pesaing Ethereum alias 'Ethereum killer' menyentuh angka kenaikan yang 'astronomical', yakni hingga 12.000-an persen.

Tidak kalah dengan yang lainnya, token asli untuk jaringan pembayaran keuangan terdesentralisasi (decentralized finance/DeFi) Terra (LUNA) berhasil membumbung tinggi hingga 13.000%.

Selain nama-nama di atas, masih banyak koin kripto dengan lonjakan harga monumental sepanjang 2021.

Walaupun, catatan saja, ada juga yang malah 'nyungsep', seperti token Zelwin (ZLW) yang anjlok 58% dan token NEM (XEM) yang melorot 38% sejak awal tahun ini-mengacu pada data 500 besar token/kripto di situsweb CoinGecko.

Belum lagi, kerugian investor akibat kasus penipuan (rug pull) token kripto obscure yang berdasarkan dari serial Netfilix asal Korea Selatan yakni Squid Game (SQUID).

Pada awal perilisannya yakni Selasa, 26 Oktober lalu, koin SQUID dihargai hanya seharga US$ 0,01287/koin (Rp 183/koin, asumsi kurs saat itu Rp 14.250/US$).

Kemudian, selang sekitar enam hari setelah dirilis, yakni pada 1 November lalu, harganya melesat hingga sekitar 200.000% ke harga US$ US$ 2.856,64/koin (Rp 40.707.120/koin).

Namun, pada esok harinya, harganya langsung ambles hingga 99,99% ke level harga US$ 0,002851/koin atau Rp 41/koin.

Lantas, bagaimana prospek Bitcoin dan pasar kripto pada 2022?

Baca di halaman selanjutnya >>>


(adf/adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: OJK Awasi Ketat Kripto, Fokus pada Aktivitas Domestik

Pages