Habis Naik 6%, Perak Jadi Lesu
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak mengalami koreksi pagi ini setelah menguat 6% dari level harga terendah dalam setahun terakhir.
Pada Kamis (23/12/2021) pukul 07:28 WIB harga perak tercatat US$ 22,7462/ons, turun 0,12% dibandingkan posisi kemarin.
Harga perak bangkit dari level harga terendah dalam setahun terakhir di US$ 21,41/ons setelah The Fed mengumumkan kebijakan tapering dan sinyal kenaikan suku bunga Kebijakan terkait tapering dan suku bunga yang selalu jadi momok bagi aset safe haven seperti perak sudah mereda karena hasilnya sesuai dengan ekspektasi pasar.
Naiknya harga perak juga didukung oleh dolar Amerika Serikat (AS) yang telah melemah selama tiga hari berturut-turut. Pada (22/11/2021) dolar AS ditutup di US$ 96,12, turun 0,37% dibanding posisi hari sebelumnya.
Munculnya Omicron jadi pendorong harga perak sebagai lindung nilai aset. Varian yang pertama kali terdeteksi bulan lalu sejauh ini telah dilaporkan di setidaknya 89 negara, meskipun tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkan masih belum jelas.
Penyebaran Omicron membuat kabur prospek pemulihan ekonomi dunia. Karena pemulihan ekonomi dunia menjadi tidak pasti, maka investor mulai melirik aset lindung nilai seperti perak sebagai lindung nilai.
Konsultan logam mulia independen Metals Focus memperkirakan rata-rata harga perak pada tahun 2021 sebesar US$ 25,3/ons. Saat ini harga rata-rata perak mencapai US$ 25,257/ons. Artinya, hampir mencapai perkiraan.
Metals Fokus mengatakan harga perak mampu naik pada awal tahun 2022. Namun kemudian turun setelah The Fed mengeksekusi kenaikan suku bunga.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)