
Puji Tuhan! Lagi, 2 Berita 'Melegakan' soal Omicron

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar melegakan terbaru soalĀ Omicron terus menerus bertambah. Setelah sebelumnya datang dari penelitian vaksin, kali ini kabar baik tiba dari analisis gejala infeksi varian itu.
Setidaknya ada dua studi yang membawa kabar melegakan. Satu dari Afrika Selatan (Afsel) dan satu lagi dari Skotlandia.
Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) Afrika Selatan (Afsel) menemukan bahwa mereka yang terinfeksi Omicron jauh lebih kecil kemungkinannya untuk berakhir di rumah sakit daripada mereka yang terinfeksi Delta. Ini dipaparkan Rabu (22/12/2021).
"Di Afsel, ini adalah epidemi. Omicron berperilaku dengan cara yang tidak terlalu parah," kata Profesor Cheryl Cohen dari NICD kepada Reuters.
Lebih lanjut, penelitian itu juga menyebut bahwa mayoritas warga di Negeri Nelson Mandela itu telah terinfeksi Covid-19. Ini artily mereka sudah memiliki tingkat kekebalan yang lebih tinggi terhadap virus ini.
Tak hanya dari Afsel, penelitian serupa juga dilakukan di Skotlandia. Studi ini dilakukan University of Edinburgh memasukkan data 23.840 kasus Omicron dan 126.511 kasus Delta yang dihimpun pada 1 November hingga 19 Desember.
Studi itu sendiri menyimpulkan bahwa pasien yang terinfeksi Omicron namun telah tervaksinasi penuh memiliki kemungkinan 80% lebih rendah untuk dirawat di rumah sakit dibandingkan dengan infeksi Delta.
"Meskipun jumlahnya kecil, penelitian ini adalah kabar baik. Pengurangan dua pertiga rawat inap pada orang muda yang divaksinasi ganda dibandingkan dengan Delta menunjukkan bahwa Omicron akan lebih ringan untuk lebih banyak orang," sebut James Naismith, direktur Rosalind Franklin Institute dan profesor struktural biologi di Universitas Oxford, dikutip dari CNN International.
Meski begitu, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO masih belum berani untuk menyimpulkan semua penelitian mengenai Varian Omicron ini. Pimpinan teknis WHO untuk Covid-19, Maria van Kerkhove, mengatakan bahwa masih perlu ada pendalaman yang lebih untuk menarik kesimpulan jelas.
"Kami belum melihat varian ini beredar cukup lama di populasi di seluruh dunia, tentu saja di populasi yang rentan. Kami telah meminta negara-negara untuk berhati-hati, dan untuk benar-benar berpikir, terutama karena liburan ini akan datang," pungkasnya dalam sebuah sesi pers.
Hingga saat ini sendiri Omicron telah menular di sekitar 100 lebih negara dunia. Indonesia merupakan salah satu negara yang kemasukan varian dengan 32 mutasi pada protein lonjakannya itu.
Sejauh ini, sudah ada lima kasus Omicron di Indonesia. Kematian terdeteksi di Inggris, AS dan Israel.
(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penelitian Terbaru, Gejala Omicron Ringan Tapi...