Meroket 30%! Erdogan Bikin Lira Turki 'Bangkit dari Kubur'

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Rabu, 22/12/2021 08:10 WIB
Foto: REUTERS/Umit Bektas

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, "bersabda" di awal pekan ini yang membuat kurs lira meroket nyaris 30% dalam dua hari terakhir. Kebijakan tak lazim bank sentral Turki (TCMB) membuat kurs lira ambrol nyaris 55% sepanjang tahun ini hingga Jumat pekan lalu.

Di pekan ini lira akhirnya 'bangkit dari kubur'. Melansir data Refinitiv, lira kemarin melesat 8,65% ke TRY 12,43/US$ dan hari sebelumnya meroket 21,5%. Sebelum meroket Senin lalu, lira sempat menembus TRY 18,3/US$ yang merupakan rekor terlemah sepanjang sejarah, kemudian langsung berbalik setelah Erdogan "bersabda".

Berbicara setelah pertemuan Kabinet, Erdogan mengumumkan beberapa kebijakan yang akan meringankan beban lira Turki. Pemimpin yang sudah berkuasa selama 20 tahun ini mengatakan dengan kebijakan tersebut warga Turki tidak perlu mengkonversi lira menjadi mata uang asing selama lira crash, termasuk memberikan jaminan deposito.


"Kami menghadirkan alternatif keuangan bari bagi warga yang ingin meringankan kekhawatiran mereka saat melihat tabungan akibat kenaikan nilai tukar," kata Erdogan sebagaimana dilansir Reuters, Senin (20/12).

Erdogan juga menyinggung mengenai pemangkasan suku bunga yang dilakukan bank sentral Turki (TCMB). Kebijakan TCMB yang agresif memangkas suku bunga saat inflasi tinggi menjadi pemicu jebloknya lira. Tetapi menurut Erdogan, pemangkasan suku bunga pada akhirnya akan menurunkan inflasi.

"Dengan pemangkasan suku bunga, kita akan melihat inflasi mulai turun dalam beberapa bulan ke depan. Negara ini tidak akan lagi menjadi surga bagi mereka yang kekayaannya bertambah akibat suku bunga tinggi," kata Erdogan.

Saat inflasi tinggi, bank sentral pada umumnya akan menaikkan suku bunga. Tetapi bank sentral Turki (TCMB) justru memangkas suku bunganya secara agresif.

Inflasi di Turki pada bulan November mencapai 21,31% year-on-year (yoy) melesat dari bulan sebelumnya 19,89% (yoy) dan menjadi yang tertinggi dalam 3 tahun terakhir. Jebloknya nilai tukar lira menjadi salah satu pemicu inflasi tinggi semakin terakselerasi.

Meski nilai tukar lira terus terpuruk, TCMB Kamis lalu justru kembali memangkas suku bunga acuannya sebesar 100 basis poin menjadi 14%.

Hingga saat ini TCMB yang dipimpin Sahap Kavcioglu sudah memangkas suku bunga dalam 4 bulan beruntun dengan total 500 basis poin.

John Doyle, vice president dealing dan trading di Tempus Inc. mengatakan rencana pemerintah Turki membuat nilai tukar lira menguat tajam.

"Hal paling penting adalah pemerintah mengatakan mengganti kerugian dalam deposit lira jika mata uang tersebut mengalami pelemahan lebih dalam dari suku bunga yang diberikan bank. Meski pemerintah tidak mengatakan bagaimana mereka akan mengeksekusi rencana tersebut," kata Doyle.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS