Ibarat Bandar, Erdogan Bikin Kurs Lira Bak Roller Coaster!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 December 2021 08:15
Topik_Turki_kecil
Foto: Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Laju penguatan kurs lira Turki masih terus berlanjut, Rabu kemarin mampu mencatat penguatan lebih dari 3% ke bawah TRY 12/US$. Kini dalam 3 hari total kurs lira meroket lebih dari 36%.

Pergerakan tersebut menegaskan pergerakan lira yang seperti roller coaster. Sebelum menguat tajam 3 hari terakhir, lira sudah jeblok lebih dari 55% hingga menyentuh TRY 18,3/US$ yang merupakan rekor terlemah sepanjang masa.

Penguatan tajam lira di pekan ini berkat kebijakan terbaru yang diambil Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Tetapi, jika melihat jebloknya nilai tukar lira, penyebabnya juga sang presiden sendiri.

Jebloknya nilai tukar lira berawal dari dipecatnya gubernur bank sentral Turki, Naci Agbal, oleh Erdogan pada Maret lalu. tanpa ada alasan. Pasar melihat pemecatan tersebut dilakukan akibat Agbal yang agresif menaikkan suku bunga.

Di bawah era Agbal, nilai tukar lira Turki sangat perkasa. Sebelumnya, lira sudah berada di rekor terlemah sepanjang sejarah pada November tahun lalu, ketika Agbal mulai menaikkan suku bunga perlahan lira bangkit, hingga mencatat penguatan 24% dari rekor terendah.

Lira Turki juga menjadi mata uang terbaik di dunia awal tahun ini. Sejak akhir 2020 hingga 18 Februari lalu lira membukukan penguatan 6,6% melawan dolar AS.

Semua berubah ketika Sahap Kavcioglu ditunjuk sebagai gubernur TCMB menggantikan Agbal. Hingga saat ini TCMB yang dipimpin Sahap Kavcioglu sudah memangkas suku bunga dalam 4 bulan beruntun dengan total 500 basis poin ke 14%.

try

Padahal, Turki sedang menghadapi inflasi yang tinggi, di bulan November tercatat sebesar 21,31%. Lazimnya, ketika inflasi tinggi maka bank sentral akan menaikkan suku bunga, yang dilakukan TCMB malah sebaliknya.

Alhasil, kurs lira terus terpuruk di tahun ini. Posisi lira dari mata uang terbaik di dunia berubah menjadi yang terburuk. Hal tersebut dikatakan gila, sebagai akibat kebijakan moneter yang edan.

"Jika kita melihat dimana posisi lira sekarang itu sesuatu yang gila, tetapi itu merupakan refleksi kebijakan moneter edan yang diterapkan Turki," kata Tim Ash, ahli strategi negara berkembang di Bluebat Asset Management dalam sebuah catatan yang dikutip CNBC International, Selasa (23/11).

Bukan tanpa alasan TCMB agresif memangkas suku bunga. Kebijakan tersebut bermula dari pandangan Presiden Recep Tayyip Erdogan jika suku bunga tinggi merupakan "biangnya setan". Erdogan mempercayai suku bunga tinggi malah akan memperburuk inflasi.

TCMB pun "asal bapak senang" dan memangkas suku bunga secara agresif. Sebab, jika kebijakan TCMB berbeda dengan pandangan Erdogan, maka gubernurnya akan dipecat.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Erdogan "Bersabda", Lira Langsung Meroket

Di awal pekan ini, lira sempat menyentuh TRY 18.3/US$ yang merupakan rekor terlemah sepanjang sejarah. Tetapi dalam sekejap langsung berbalik arah setelah Erdogan "bersabda", lira langsung mencatat penguatan lebih dari 21%. Berlanjut lebih dari 8% di hari Selasa, dan lebih dari 3% kemarin.

Grafik di bawah ini menunjukkan pergerakan roller coaster lira Turki akibat kebijakan Erdogan.

try

Berbicara setelah pertemuan Kabinet, Erdogan mengumumkan beberapa kebijakan yang akan meringankan beban lira Turki. Pemimpin yang sudah berkuasa selama 20 tahun ini mengatakan dengan kebijakan tersebut warga Turki tidak perlu mengkonversi lira menjadi mata uang asing selama lira crash, termasuk memberikan jaminan deposito.

"Kami menghadirkan alternatif keuangan bari bagi warga yang ingin meringankan kekhawatiran mereka saat melihat tabungan akibat kenaikan nilai tukar," kata Erdogan sebagaimana dilansir Reuters, Senin (20/12).

Erdogan juga menyinggung mengenai pemangkasan suku bunga yang dilakukan bank sentral Turki (TCMB). Kebijakan TCMB yang agresif memangkas suku bunga saat inflasi tinggi menjadi pemicu jebloknya lira. Tetapi menurut Erdogan, pemangkasan suku bunga pada akhirnya akan menurunkan inflasi.

"Dengan pemangkasan suku bunga, kita akan melihat inflasi mulai turun dalam beberapa bulan ke depan. Negara ini tidak akan lagi menjadi surga bagi mereka yang kekayaannya bertambah akibat suku bunga tinggi," kata Erdogan.

John Doyle, vice president dealing dan trading di Tempus Inc. mengatakan rencana pemerintah Turki membuat nilai tukar lira menguat tajam.

"Hal paling penting adalah pemerintah mengatakan mengganti kerugian dalam deposit lira jika mata uang tersebut mengalami pelemahan lebih dalam dari suku bunga yang diberikan bank. Meski pemerintah tidak mengatakan bagaimana mereka akan mengeksekusi rencana tersebut," kata Doyle.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular