
Bank Sentral Turki Makin Edan, Inggris "Tak Bisa Diandalkan"

Jakarta, CNBC Indonesia - Kamis kemarin banyak bank sentral di berbagai negara mengumumkan kebijakan moneternya. Mayoritas mengangkat inflasi sebagai isu utama, bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed) menjadi perhatian utama. Maklum saja, The Fed merupakan bank sentral paling powerful di dunia, keputusannya bisa mempengaruhi pasar finansial global.
Untungnya, pasar menyambut baik keputusan The Fed, sebab sesuai dengan prediksi. The Fed mempercepat laju tapering dan memproyeksikan kenaikan suku bunga sebanyak 3 kali di tahun depan.
Kebijakan tersebut diambil sebab inflasi yang sangat tinggi dan perekonomian Amerika Serikat yang kuat.
Berbeda dengan The Fed dan bank sentral lainnya yang menaikkan suku bunga guna meredam inflasi, bank sentral Turki (TCMB) justru agresif memangkas suku bunga saat inflasi super tinggi. Alhasil kurs lira Turki merosot dan terus mencetak rekor terlemah sepanjang sejarah.
"Jika kita melihat dimana posisi lira sekarang itu sesuatu yang gila, tetapi itu merupakan refleksi kebijakan moneter edan yang diterapkan Turki," kata Tim Ash, ahli strategi negara berkembang di Bluebat Asset Management dalam sebuah catatan yang dikutip CNBC International, Selasa (23/11).
Inflasi di Turki pada bulan November mencapai 21,31% year-on-year (yoy) melesat dari bulan sebelumnya 19,89% (yoy) dan menjadi yang tertinggi dalam 3 tahun terakhir. Jebloknya nilai tukar lira menjadi salah satu pemicu tingginya inflasi.
![]() |
Meski nilai tukar lira terus terpuruk, kemarin TCMB justru kembali memangkas suku bunga acuannya sebesar 100 basis poin menjadi 14%. Kurs lira jeblok nyaris 6% melawan dolar AS dan sekali lagi mencatat rekor terlemah sepanjang sejarah di 15,736/US$. Sepanjang tahun ini, nilai tukar lira sudah jeblok 52% dan menjadi mata uang terburuk di dunia.
Hingga saat ini TCMB yang dipimpin Sahap Kavcioglu sudah memangkas suku bunga dalam 4 bulan beruntun dengan total 500 basis poin.
Bukan tanpa alasan TCMB agresif memangkas suku bunga. Kebijakan tersebut bermula dari pandangan Presiden Recep Tayyip Erdogan jika suku bunga tinggi merupakan "biangnya setan". Erdogan mempercayai suku bunga tinggi malah akan memperburuk inflasi.
TCMB pun "asal bapak senang" dan memangkas suku bunga secara agresif. Sebab, jika kebijakan TCMB berbeda dengan pandangan Erdogan, maka gubernurnya akan dipecat.
Setelah memangkas suku bunga 4 bulan beruntun, TCMB mengindikasikan menghentikan sementara periode pemangkan tersebut, dan melihat dampaknya dalam tiga bulan ke depan.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Bank Sentral Inggris "Unreliable Boyfriend"
