Permintaan China Merosot, Harga Timah Keok

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga timah turun pada siang ini setelah rilis data impor China yang menunjukkan permintaan yang lesu. Penyebaran Omicron menambah beban laju timah.

Pada (20/12/2021) pukul 13.56 WIB harga timah dunia tercatat US$ 38.300/ton, turun 0,29% dibandingkan harga penutupan kemarin.

Foto: Investing.com Timah

Impor timah mentah China tercatat 11.831 ton pada bulan November. Jumlah turun 40,35% dibanding bulan Oktober.

Turunnya impor timah China menunjukkan permintaan yang lemah dari China. China adalah konsumen timah terbesar di dunia dengan konsumsi 216.200 ton pada tahun lalu, melansir Statista. Sehingga permintaan dari China memiliki pengaruh terhadap laju harga timah.

Selain itu, penyebaran varian Omicron yang terus meluas jadi beban laju timah. China kembali mengumumkan tambahan kasus varian baru COVID-19 tersebut.

Dua kasus baru varian omicron terdeteksi di kota Changsha di China. Hal ini membuat kebijakan penguncian (lockdown) guna membatasi penyebaran Omicron diserukan.

Baca: Seminggu Rontok 8%, Sawit Masih Bisa Jatuh Lagi!

China adalah negara yang memiliki strategi nol kasus COVID-19 dengan langkah lockdown yang ketat. Jika ini terjadi, maka industry kembali tertekan dan mengaburkan pemulihan ekonomi negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

Sementara di Eropa, negara-negara kembali memberlakukan langkah-langkah lockdown.

Mulai Minggu, (19/12/2021), Belanda memutuskan untuk melakukan lockdown. Negeri Oranye itu menutup sekolah dan universitas hingga 9 Januari dan seluruh toko bahan-bahan non esensial, bar, dan restoran hingga 14 Januari mendatang.

Bukan hanya Belanda, negara lainnya seperti Prancis, Siprus, Irlandia, Denmark, dan Austria juga memperketat pembatasan sosial. Paris membatalkan kembang api Malam Tahun Baru. Denmark telah menutup teater, gedung konser, taman hiburan, dan museum.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasokan Timah Kembali, Harga Turun Lagi