Logam Lain Tumbang, Harga Timah Santai di 'Puncak'! Kok Bisa?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
09 December 2021 16:15
An employee works next to molten iron at a steel mill of Dongbei Special Steel in Dalian, Liaoning province, China July 17, 2018. REUTERS/Stringer  ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. CHINA OUT.
Foto: REUTERS/Stringer

Jakarta, CNBC Indonesia - Gerak timah masih tenang di area harga tertinggi sepanjang masa. Hari ini gerak timah kembali menyamping dan melanjutkan tren sideways yang sudah terjadi dalam dua pekan.

Pada Kamis (9/12/2021) pukul 14.41 WIB harga timah tercatat US$ 39.230/tpn, turun 0,02% dibandingkan posisi kemarin.

TimahFoto: Investing.com
Timah

Ketika harga logam lain jatuh gara-gara Omicron, harga timah masih stabil di area harga tertinggi. Meski varian ini pun jadi penghambat laju timah lebih tinggi lagi karena pasokan yang ketat.

Persediaan timah dunia di gudang Bursa Logam London (LME) per 8 Desember tercatat 1.480 ton, turun 39,34% dibanding posisi tertinggi pada bulan Juli.

Pasokan timah dunia yang ketat karena permintaan yang kuat masih mampu menopang harga timah saat ini dan masa depan.

Penggerak utama di balik pertumbuhan permintaan berasal dari industri elektronik konsumen seperti smartphone, laptop dan tablet, karena penggunaan solder sebagai tahap pembuatan barang elektronik tersebut.

Ke depan, timah akan mendapat permintaan signifikan dari pertumbuhan infrastruktur telekomunikasi seperti 5G, yang saat ini sedang direncanakan di seluruh dunia. Pasar ini saja dapat menciptakan 10.000-15.000 ton permintaan timah baru, kata Willoughby, analis Asosiasi Timah Internasional (ITA).

Timah juga akan mendapatkan permintaan dari pertumbuhan pusat data serta dari transisi energi. Timah memainkan peran kunci dalam tenaga surya dan kendaraan listrik, Willoughby menambahkan.

Di sisi lain, ITA memperkirakan kekurangan pasokan hampir 100.000 ton pada tahun 2030. Hal ini karena permintaan pasar akan tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) 3-5% tiap tahun hingga 2030 dan seterusnya, dibandingkan dengan rata-rata saat ini sebesar 1,8 % per tahun.

Sementara itu penutupan pelabuhan di Myanmar, pemasok timah China, dan pemeliharaan pabrik peleburan timah China,Gejiu Kaimeng Industry and Trade Co, hingga awal tahun depan membuat pasokan timah semakin ketat.

"Pasokan ketat saat ini diperkirakan akan bertahan sepanjang dekade berikutnya, mengingat permintaan yang kuat. Perkiraan permintaan kami secara keseluruhan sangat positif," kata Willoughby.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasokan Timah Kembali, Harga Turun Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular