
Erdogan Naikkan UMR 50%, Krisis di Turki Bisa Makin Dahsyat?

Kebijakan anti mainstream TCMB yang membuat kurs lira terpuruk dan memicu krisis mata uang bermula dari pandangan Presiden Recep Tayyip Erdogan jika suku bunga tinggi merupakan "biangnya setan". Erdogan mempercayai suku bunga tinggi malah akan memperburuk inflasi.
TCMB pun "asal bapak senang" dan memangkas suku bunga secara agresif. Sebab, jika kebijakan TCMB berbeda dengan pandangan Erdogan, maka gubernurnya akan dipecat.
Erdogan yang berbicara pada Minggu (19/12) kemarin mengatakan pemangkasan suku bunga yang dilakukan Turki bukan merupakan penyebab krisis mata uang, tetapi karena adanya "serangan tidak beralasan".
"Penurunan suku bunga yang terbatas bukan penyebab semua ini," kata Erdogan sebagaimana dilansir Reuters.
"Nilai tukar merupakan senjata yang sedang dimainkan di Turki, dan ketika lira mulai stabil begitu juga dengan inflasi, dalam beberapa bulan ke depan kita akan melihat pintu besar terbuka untuk Turki yang modern," tambahnya.
Pemimpin yang sudah berkuasa selama 20 tahun ini juga mengatakan kebijakan yang membuat lira jeblok merupakan bagian yang akan menentukan kesuksesan "perang kemerdekaan ekonomi".
Kebijakan tersebut dikatakan akan mendorong ekspor, menambah tenaga kerja, investasi dan pertumbuhan PDB.
Erdogan juga mengatakan dulu ia sukses menjinakkan inflasi, dan kini ia yakin bisa melakukannya lagi.
"Cepat atau lambat, sama seperti dulu ketika saya mampu menurunkan inflasi hingga 4% (di tahun 2011), kita mengulangi hal tersebut. Tetapi, saya tidak ingin masyarakat saya, orang-orang saya, dihancurkan oleh suku bunga tinggi," kata Erdogan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]