
IHSG Rebound di Detik Terakhir, tapi Asing Tarik Dana Keluar

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat tipis pada perdagangan Jumat (17/12/2021) akhir pekan ini, setelah sepanjang hari ini tercatat cenderung berfluktuasi karena investor masih merespons negatif dari masuknya virus corona (Covid-19) varian Omicron ke Indonesia.
Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,11% ke level 6.601,93. Pada perdagangan hari ini, IHSG bisa dikatakan cenderung volatil.
Memulai perdagangan sesi I di zona merah, IHSG berhasil berbalik arah ke zona hijau sekitar 30 menit setelah dibuka. Tetapi pada sekitar pukul 10:00 WIB, IHSG kembali terkoreksi hingga pukul 14:50 WIB. Pada perdagangan pre-closing hari ini, IHSG langsung tancap gas ke zona hijau dan berakhir menguat cenderung tipis.
Data perdagangan mencatat nilai transaksi indeks pada hari ini kembali meningkat menjadi Rp 13,7 triliun. Sebanyak 226 saham menguat, 302 saham melemah, dan 153 lainnya stagnan.
Dikala IHSG yang cenderung berfluktuatif, investor asing tercatat kembali melakukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 83 miliar di pasar reguler. Namun di pasar tunai dan negosiasi, asing tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 225 miliar, sehingga secara keseluruhan, asing pada hari ini mencatatkan net buy sebesar Rp 143 miliar.
Asing tercatat melepas setidaknya tiga saham berkapitalisasi pasar besar (big cap) di atas Rp 100 triliun, yakni saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan saham PT Astra International Tbk (ASII).
Selain melepas tiga saham big cap, asing juga melepas saham emiten produsen semen dengan merek Semen Tiga Roda yakni PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP), saham emiten pertambangan emas dan nikel PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan saham emiten menara telekomunikasi yakni PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Berikut saham-saham yang dilepas oleh investor asing pada hari ini.
![]() |
Sementara itu dari pembelian bersih, asing tercatat mengoleksi dua saham big cap pada hari ini, yakni saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
Selain itu, asing juga mengoleksi saham emiten pertambangan batu bara PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), saham emiten transmisi dan distribusi gas bumi negara yakni PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), saham emiten manufaktur dan distribusi LPG PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA), dan saham emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk (ISAT).
Adapun saham-saham yang dikoleksi oleh investor asing pada hari ini adalah:
![]() |
Selain Omicron, sentimen negatif juga datang dari bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) yang menaikkan suku bunga acuannya dari 0,1% menjadi 0,25%, menjadi kenaikan yang pertama di antara bank sentral negara maju sejak era pandemi.
Pemicu perubahan kebijakan moneter menjadi ketat tersebut terjadi setelah inflasi Inggris per November menyentuh level tertinggi 10 tahun pada 5,1% atau jauh lebih tinggi dari target BoE yang memperkirakan angka 2%, dan juga lebih tinggi dari posisi Oktober sebesar 4,2%.
Kebijakan tersebut bisa memberikan gambaran jika bank sentral negara maju, termasuk bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) bisa menaikkan suku bunga lebih cepat dari prediksi, yang bisa memicu capital outflow dari dalam negara emerging market.
Pengetatan kebijakan moneter secara mendadak di negara maju sempat memicu pembalikan dana global dari negara-negara berkembang dan memicu gejolak di sektor keuangan, seperti yang terjadi pada tahun 2013.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Lesu Lagi, Asing Borong BBCA-TLKM & Lepas BUKA-ISAT