
Biar Cuan, Baca Dulu 7 Informasi Penting Sebelum Transaksi

Jakarta, CNBC Indonesia - Ditemukannya kasus varian Covid-19 Omicron pertama di Indonesia menjadi sentimen negatif yang menekan laju bursa saham domestik pada perdagangan Kamis kemarin.
Alhasil, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,47% ke level 6.594,79 dengan nilai transaksi Rp 12,73 miliar. Pelaku pasar asing melakukan penjualan bersih senilai Rp 733,94 miliar.
Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Jumat ini (17/12/2021):
1.Mitratel Bakal Akuisisi 6 Ribu Menara dalam 2-3 Tahun
Manajemen PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) alias Mitratel berencana untuk melakukan akuisisi hingga enam ribu menara dalam 2-3 tahun ke depan. Akuisisi ini merupakan bagian dari upaya pengembangan bisnis perusahaan secara unorganik.
Direktur Investasi Mitratel Hendra Purnama mengatakan ada potensi untuk mengakuisisi menara telekomunikasi dari sister company-nya, Telkomsel yang berpotensi untuk melepas enam ribu dari delapan ribu menara yang dimilikinya saat ini.
"Yang diakuisisi sekarang yang memang punya banyak Telkomsel ada 8.000, sekitar 6.000 akan dilepas. Di samping itu ada opportunity lain operator kecil yang mau jual tower, ada lebih dari 10 dari small operator buat M&A [merger & acquisition]," jelas Hendra, kepada CNBC Indonesia, Rabu (15/12/2021).
2.Utang Tembus Rp 140 T, Garuda Ajukan Proposal Damai
Manajemen PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) tengah mempersiapkan proposal perdamaian untuk kreditor dan lessor dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Opsi untuk penyelesaian utang ini juga telah disiapkan, mulai dari bentuk obligasi hingga penerbitan saham baru.
Dalam bahan presentasi yang disampaikan perusahaan, opsi surat utang yang dimaksud adalah penerbitan obligasi dengan skema tanpa kupon alias zero coupon bond dan surat utang lainnya.
"Saat ini Garuda bersama dengan pengurus sedang menyiapkan proposal perdamaian kepada para kreditor/lessor, di mana opsi mekanisme yang sedang didiskusikan antara lain melalui penerbitan zero couponbond, surat utang (notes), maupun penerbitan saham baru yang dalampelaksanaannya akan tunduk pada ketentuan yang berlaku, termasuk namun tidak terbatas pada ketentuan pasar modal," tulis keterangan tersebut, Kamis (16/12/2021).
3.BCA Siapkan Rp 33,2 T Uang Tunai Selama Nataru
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menyiapkan uang tunai senilai Rp 33,2 triliun untuk mengantisipasi kebutuhan nasabah selama periode Natal 2021 dan tahun baru 2022. Persiapan ini dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan perbankan nasabah selama periode tersebut.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan kantor cabang BCA akan beroperasi normal di hari kerja selama periode libur Nataru. BCA juga menerapkan mengedepankan konsep hybrid sehingga pelayanan nasabah bisa dilakukan secara online maupun offline.
"Untuk mengantisipasi kebutuhan tarikan nasabah di mesin ATM menjelang libur Natal dan Tahun Baru, BCA menyediakan uang tunai sebesar Rp 33,2 triliun, jumlah ini naik 9% jika dibandingkan dengan tahun 2020," kata Jahja dalam siaran persnya, Kamis (16/12/2021).
4.OJK Moratorium Izin Baru Pendirian MI
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menghentikan sementara pemberian izin atau moratorium bagi perusahaan efek yang melakukan kegiatan usaha selaku manajer investasi (MI).
Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK, Anto Prabowo mengungkapkan, kebijakan itu dilakukan sebagai evaluasi dan penataan industri manajer investasi.
"Sedangkan bagi perusahaan efek yang telah diberikan izin sebagai manajer investasi sebelumnya tidak mengalami perubahan dan juga tidak akan berdampak kepada nasabahnya," ungkap Anto, dalam keterangan resmi.
Melalui keputusan ini, OJK menjaga agar industri pengelolaan investasi berjalan sehat dan memiliki kualitas profesionalisme yang memadai untuk mendorong industri manajer investasi yang berkontribusi terhadap pertumbuhan industri pengelolaan investasi secara keseluruhan.
