
Pemerintah Gerak Cepat Cegah Omicron, Semoga IHSG Kuat!

Jakarta, CNBC Indonesia - Virus corona varian omicron yang sudah sampai ke Indonesia membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sebelumnya menguat lebih dari 0,5% berbalik melemah 0,48% ke 6.594,798 Kamis kemarin.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang memberikan keterangan pers kemarin mengungkapkan Kemenkes sudah mendeteksi virus corona varian omicron di tanah air.
Ia menambahkan pasien positif Covid-19 varian Omicron ini merupakan pekerja kebersihan di Wisma Atlet, Jakarta.
"Pada 10 Desember diterima ada 3 pekerja pembersih Wisma Atlet PCR, terkonfirmasi positif omicron 1 orang," terang Budi.
Budi menambahkan ketiga orang ini tanpa gejala. Tidak ada demam. Ketiganya di karantina di Wisma Atlet tanpa gejala. Sudah diambil PCR-nya sudah negatif," terangnya.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 bergerak cepat merespons temuan virus corona varian omicron. Salah satu langkah adalah melakukan tanggap darurat.
"Pemerintah mengoptimalkan upaya tanggap darurat untuk mencegah meluasnya penularan varian Covid-19 di dalam negeri, kemudian menyusun kebijakan yang disesuaikan dengan masukan pakar dan petugas di lapangan," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan pers, Kamis (16/12/2021).
Selain itu, lanjut dia, Satgas Penanganan Covid-19 berkomitmen memperketat karantina 10-14 hari.
Sementara itu bursa saham Amerika Serikat (AS) ke zona merah pada perdagangan Kamis waktu setempat, yang bisa memberikan sentimen negatif ke pasar Asia hari ini, Jumat (17/12). Sektor teknologi di Wall Street yang terpukul kemarin, terlihat dari indeks Nasdaq yang anjlok hingga 2,5%. Indeks S&P 500 merosot 0,87%, dan Dow Jones melemah tipis 0,08%.
Secara teknikal, kemerosotan IHSG kemarin lagi-lagi ditahan rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50), di kisaran 6.590 hingga 6.600 yang menjadi support kuat. MA 50 tersebut selalu menahan penurunan IHSG sejak pekan lalu.
![]() Foto: Refinitiv |
IHSG memang belum lepas dari tekanan pola Shooting Star pada Senin (13/12), yang membuat bursa kebanggaan Tanah Air jeblok sehari setelahnya.
Pola tersebut sebelumnya muncul pada Kamis (25/11), setelahnya IHSG merosot selama beberapa hari.
Pola Shooting Star merupakan sinyal reversal atau berbalik arahnya harga suatu aset.
Jika pada hari ini ditembus MA 50 ditembus, maka IHSG berisiko merosot ke 6.525.
Meski demikian. IHSG berpeluang juga menguat melihat grafik 1 jam di mana indikator Stochastic sudah mencapai wilayah jenuh jual (oversold).
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Selama bertahan di atas MA 50 yang merupakan support kuat, IHSG berpeluang naik ke 6.650. sebelum menuju 6.670 hingga 6.700.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000