CNBC Indonesia Awards 2021

BRI, Fast Recovery di Era Transisi

Tri Putra & Arif Gunawan, CNBC Indonesia
Rabu, 15/12/2021 09:20 WIB
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Kelompok usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merupakan segmen yang paling terpukul oleh pembatasan aktivitas masyarakat akibat pandemi. Namun tahun ini, penguasa UMKM PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) sukses memulihkan kinerja.

Di Indonesia, UMKM merupakan soko guru perekonomian. Sebanyak 64 juta unit UMKM menyediakan lapangan pekerjaan bagi 97% tenaga kerja nasional dan menyumbang 61% Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Namun sayangnya, sektor yang dikenal tahan krisis moneter (dalam kasus krisis Asia 1997) justru menjadi yang paling terpukul selama krisis pandemi. Sebanyak sembilan dari 10 UMKM di Indonesia mengalami penurunan permintaan produk selama pandemi.


Akibatnya, menurut studi Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) dan United Nations Development Programme (UNDP), angka pengangguran tertinggi per September 2020 terjadi di UMKM.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menyebutkan sebanyak 605.147 unit (75,2%) dari 783.132 unit usaha kecil per Juni 2021 bergeser ke level mikro karena pandemi menurunkan skala bisnis mereka.

Bahkan, sebanyak 15.974 unit (26,3%) dari 60.702 unit usaha menengah turut terpukul hingga terjerembab ke level mikro. Hal ini menjadi kabar buruk bagi perusahaan seperti BRI, yang basis nasabah atau konsumennya adalah sektor UMKM.

Laba bersih emiten berkode BBRI ini langsung tergerus 46% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp 34,4 triliun pada 2019 menjadi Rp 18,7 triliun pada 2020 akibat pandemi. Kabar baiknya, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) masih aman di angka 2,94%.

Tahun ini, BRI justru menciptakan "keajaiban." Per September 2021, laba bersih perseroan tumbuh positif, melesat 36% ke Rp 19,3 triliun. Capaian itu ditorehkan bersamaan dengan rekor penyaluran kredit yang menembus angka keramat Rp 1.000 triliun, tertinggi di Republik ini.

Kenaikan bottom line perseroan ditopang peningkatan pendapatan bunga bersih yang melompat 28% menjadi Rp 71,7 triliun, menjadi yang tertinggi di antara bank raksasa (Kategori Bank dengan Modal Inti/KBMI IV). Aspek profitabilitas terjaga dengan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) di angka 6,9%.

Angka tersebut merupakan yang tertinggi di industri, dan mengalahkan kompetitornya yakni bank-bank raksasa (KBMI IV). Hal ini mengindikasikan bahwa sektor UMKM sebagai pasar utama BRI tahun ini sudah mulai bergeliat kembali.


(ags/ags)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BRI Cetak Laba Rp13,80 Triliun di Q1-2025

Pages