
Datar! Harga Perak Jelang Pertemuan The Fed

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak cenderung flat jelang pertemuan Federal Reserve (The Fed). Diperkirakan akan ada keputusan mengenai kecepatan pengurangan pembelian obligasi (tapering).
Pada Selasa (14/12/2021) pukul 07:51 WIB harga perak di pasar spot tercatat 22,2860/ons, turun 0,11% dari posisi hari sebelumnya.
![]() |
Mata investor saat ini tertuju pada pertemuan kebijakan moneter (FOMC) 14-15 November. Para investor tampak enggan mengambil risiko dan lebih memilih untuk menunggu. Pertemuan tersebut diperkirakan akan membahas keputusan The Fed mengenai percepatan tapering. Investor juga akan memperhatikan komentar The Fed mengenai inflasi dan suku bunga.
Inflasi AS bulan lalu sebesar 6,8%, merupakan laju tercepat sejak 1982. Ini merupakan bulan ke-enam berturut-turut inflasi mencapai di atas 5%. Ekonomi yang makin panas menyengat bank sentral AS tersebut. Ketua The Fed, Jerome Powell, menghapus frasa transitory yang selama ini jadi tameng untuk bersabar menaikkan suku bunga.
Powell menyatakan akan mempercepat tapering pada Maret 2022 untuk membuka jalan menaikkan suku bunga. Jajak pendapat Reuters pada 3-8 Desember memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 0,25-0,50% di kuartal ketiga 2022. Kemudian diikuti oleh tiga kenaikan lagi di kuartal empat 2022, kuartal satu 2023, dan kuartal dua 2023.
"Kami saat ini memperkirakan kenaikan suku bunga September dan Desember dalam perkiraan kami, tetapi jika bukti ilmiah menunjukkan bahwa kita tidak memasuki periode yang lebih gelap untuk pandemi, kami akan membayangkan tiga kenaikan jauh lebih mungkin," kata James Knightley, kepala ekonom internasional di ING.
Bank Sentral Eropa (ECB) akan mengurangi separuh jumlah aset yang dibelinya setiap bulan mulai April, menurut polling Reuters. ECB telah menetapkan akan menaikkan suku bunga "sesaat setelah" pembelian obligasi berakhir. Diperkirakan ECB akan mempertahankan suku bunga utamanya hingga akhir tahun 2023.
Suku bunga merupakan salah satu "musuh" utama perak, ketika suku bunga di AS naik maka daya tarik perak sebagai aset tanpa imbal hasil akan menurun. Selain itu, opportunity cost berinvestasi perak juga akan mengalami peningkatan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengangguran AS Bagus tapi Perak Loyo, Kok Bisa?