Jadi Primadona Lagi, Ini 5 Saham Bank Mini Paling Moncer
Jakarta, CNBC Indonesia - Investor kembali berbondong-bondong memborong saham bank mini, dengan modal inti di bawah Rp 6 triliun, setidaknya sejak awal pekan lalu. Hal ini terjadi seiring bank-bank tersebut sedang berpacu dengan waktu untuk memenuhi ketentuan modal minimum Rp 2 triliun per akhir tahun ini oleh regulator.
Senin ini (13/12/2021), saham-saham bank mini kembali cenderung melesat ke zona hijau, meneruskan momentum kenaikan sejak minggu sebelumnya.
Lantas, saham bank mini mana saja yang mencatatkan kinerja paling ciamik baik dalam sepekan maupun sebulan terakhir?
Berikut ini tabel rapor 5 saham bank mini terbaik berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), per Senin (13/12), pukul 10.24 WIB.
5 Saham Bank Mini dengan Kinerja Terbaik dalam Sepekan dan Sebulan
Kode Ticker | Harga Terakhir (Rp) | Sepekan (%) | Sebulan (%) |
AMAR | 496 | 56.96 | 65.33 |
BNBA | 4600 | 19.48 | 52.32 |
BGTG | 352 | 57.14 | 47.90 |
BVIC | 252 | 39.23 | 44.51 |
BMAS | 1850 | 30.74 | 38.58 |
Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI) | Data per 13 Des. 2021, pukul 10.24 WIB | Urutan peringkat berdasarkan Persentase (%) sebulan
Apabila menilik data di atas, saham AMAR memimpin kenaikan dalam sebulan belakangan, yakni mencapai 65,33%. Adapun dalam sepekan saham AMAR melonjak sebanyak 5 kali dan hanya sekali melemah.
Saham BNBA juga melambung tinggi dalam 30 hari terakhir dengan besaran persentase 52,32%. Dalam sepekan, saham ini terkerek naik 19,48%.
Setelah mengakuisisi 24,00% saham BNBA pada November lalu, PT Ajaib Sekuritas atau PT Takjub Finansial Teknologi (FIT) memastikan akan menyerap hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) BNBA.
Hal ini terungkap dalam keterbukaan informasi yang disampaikan manajemen BNBA. Diketahui, Bank Bumi Artha akan melakukan rights issue (PMHMETD) sebanyak-banyaknya 462.000.000 saham dengan harga pelaksanaan Rp 1.345 per saham.
Dengan demikian, dari rights issue ini perseroan akan memperoleh dana senilai Rp 621,39 miliar.
Rencananya, dana yang diperoleh dari hasil PMHMETD setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan oleh perseroan sekitar 80% untuk pemberian kredit kepada nasabah yang akan direalisasikan secara bertahap.
Sebenarnya, selain 5 besar saham di atas, ada satu saham bank mini, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), yang melonjak tinggi selama sebulan, yakni mencapai 49,87%. Namun, dalam sepekan terakhir saham BBYB masih tertekan aksi jual sehingga minus 4,73%.
Narasi bank digital yang terus berkembang sejak awal tahun ini dan ketentuan regulator soal pemenuhan modal minimum bank menjadi katalis utama melonjaknya saham-saham bank mini.
Memang, tahun 2021 menjadi momentum yang menjanjikan bagi bank digital seiring dengan tren digitalisasi dan ramainya akuisisi sejumlah investor global untuk masuk ke bank digital.
Bukan hanya investor perbankan, investor korporasi non-bank, konglomerat hingga perusahaan rintisan alias startup berlomba-lomba masuk berinvestasi ke bank digital.
Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewajibkan bank untuk memiliki modal minimal Rp 2 triliun jika tak mau turun kasta menjadi BPR alias Bank Perkreditan Rakyat.
Adapun untuk 2022, modal minimal mencapai Rp 3 triliun sebagaimana termaktub dalam Peraturan OJK (POJK) Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa keuangan (OJK) Heru Kristiyana menjelaskan, proses bank-bank tersebut meningkatkan modal inti terus berjalan.
Heru menambahkan, upaya meningkatkan modal inti tersebut dilakukan oleh bank dengan melakukan konsolidasi atau mencari partner strategis."Semua bank itu sudah mengarah ke sana, saya yakin benar, pasti mereka akan memenuhi aturan kita. Kalau tidak penuhi sanksi berat, turun kelas menjadi BPR," kata Heru Kristiyana, dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Kamis (25/11/2021).
Berdasarkan data CNBC Indonesia, setidaknya masih terdapat 13 bank yang saat ini belum memenuhi ketentuan permodalan minimal ini. Untuk menyebut beberapa, ada Bank Ina, Bank Ganesha, Bank Capital Indonesia, Bank MNC Internasional, dan Bank Aladin Syariah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)