Naik 4 Hari Beruntun, Timah Sejengkal Lagi Cetak Rekor

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
10 December 2021 16:55
Timah solder. Ist
Foto: Timah solder. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga timah menguat melanjutkan reli kenaikan empat hari berturut-turut, membuat semakin dekat dengan harga tertinggi sepanjang masa.

Pada Jumat (10/12/2021) pukul 14.52 WIB harga timah dunia tercatat US$ 39.595/ton, naik 0,66% dibandingkan harga penutupan kemarin.

TimahFoto: Investing.com
Timah

Pasokan timah yang ketat mengalahkan kecemasan investor terhadap penyebaran Omicron. Hal ini mendorong harga timah mendekati rekor harga tertinggi US$ 39.960/ton.

Persediaan timah dunia di gudang Bursa Logam London (LME) per 9 Desember tercatat 1.555ton, turun 36,27% dibanding posisi tertinggi pada bulan Juli.

Permintaan timah diperkirakan akan tinggi terutama dari barang elektronik konsumen seperti smartphone, laptop dan tablet. Timah digunakan karena penggunaan solder sebagai tahap pembuatan barang elektronik tersebut.

Selain itu permintaan dari infrastruktur teknologi diperkirakan akan menciptakan 10.000-15.000 ton permintaan timah baru, kata Willoughby, analis Asosiasi Timah Internasional (ITA).

Di sisi lain pasokan masih akan ketat karena gangguan pengiriman dari Myanmar, pemasok utama China. Walaupun pengiriman berjalan lancar, produksi timah di Myanmar tetap terbatas karena tingkat produksi yang terus turun, ungkap ITA.

Sementara itu, pabrik peleburan timah China,Gejiu Kaimeng Industry and Trade Co, telah memulai perawatan rutin selama sebulan yang akan membuat 600-700 ton timah olahan keluar dari pasar, kata Asosiasi Timah Internasional (ITA).

Agenda pemeliharaan ini memperparah kondisi pasokan timah yang sudah ketat.

Dalam jangka panjang, produksi timah pun akan terhalang oleh kebijakan lingkungan yang ketat di China, produsen timah terbesar di dunia.

"Ini terutama karena pandangan pemerintah [China] bahwa pertambangan bukan lagi pembangunan hijau dan merupakan sesuatu yang ingin mereka hindari," kata Willoughby.

ITA pun memperkirakan kekurangan pasokan hampir 100.000 ton pada tahun 2030. Hal ini karena permintaan pasar akan tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) 3-5% tiap tahun hingga 2030 dan seterusnya, dibandingkan dengan rata-rata saat ini sebesar 1,8 % per tahun.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasokan Timah Kembali, Harga Turun Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular