Garuda Status PKPU, Boy Thohir IPO Perusahaan Baru

Monica Wareza, CNBC Indonesia
10 December 2021 08:30
Garuda Indonesia Luncurkan Livery Pesawat
Foto: Garuda Indonesia Luncurkan Livery Pesawat

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten maskapai penerbangan sekaligus perusahaan pelat merah tengah berada dalam status Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Selain itu ada kabar mengenai calon emiten baru di bursa.

CNBC Indonesia telah merangkum tujuh peristiwa emiten pada perdagangan kemarin, Kamis (9/12/2021) untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum perdagangan hari ini, Jumat (10/12/2021) dibuka.

1. Tok! Garuda Indonesia Kini Berada dalam Status PKPU

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mengabulkan tuntutan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) sementara terhadap PT Garuda Indonesia (Persero)Tbk (GIAA) oleh PT Mitra Buana Koorporindo (MBK). Putusan ini disampaikan dalam sidang yang digelar, Kamis (9/12/2021).

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan perusahaan menghormati putusan tersebut dan diharapkan ke depan perusahaan akan dapat mencapai kesepakatan restrukturisasi.

"Garuda akan mengkomunikasikan seluruh skema yang telah dikoordinasikan. Membuka komunikasi hingga mencapai semua pihak dalam mencapai kesepakatan mematuhi yang telah ditentukan oleh keputusan," kata dia dalam konferensi pers.

2. Satu Lagi Perusahaan Boy Thohir IPO, Ini Harganya

Anak usaha PT Adaro Energy Tbk (ADRO), yakni PT Adaro Minerals Indonesia akan melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).

Perusahaan ini menawarkan paling banyak 6.048.580.000 dengan nominal Rp 100/saham, setara dengan 15% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum seharga Rp 100-Rp 125 per saham.

Berdasarkan prospektus yang dirilis, dengan kisaran harga tersebut, perusahaan akan mendapatkan dana senilai Rp 604,85 miliar hingga Rp 756,07 miliar.

3. Tahun Pemulihan, FAST Siapkan Capex Rp 300 M di 2022

PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) pemegang waralaba KFC dan Taco Bell di Indonesia menargetkan pertumbuhan penjualan pada 2022 sebesar 24,% atau setara Rp 6,33 triliun. Untuk merealisasikan target tersebut, perusahaan menyiapkan Capex (Capital Expenditure/Belanja Modal) hingga Rp 300 miliar.

Direktur Perseroan Wachjudi Martono mengatakan perseroan masih yakin tahun depan akan lebih baik dari tahun ini. Apalagi pandemi membuat perusahaan telah kehilangan total 35 juta transaksi.

"Meski pandemi belum hilang tahun depan, tapi dengan prokes dan vaksinasi, serta relaksasi mobilitas masyarakat kami masih optimis bisa tumbuh lebih dari 20% terhadap produk-produk kami tahun depan," jelas Wachjudi dalam Public Expose di Jakarta, Kamis (9/12/2021).

4. Tok! Pengadilan Singapura Kabulkan Restrukturisasi Utang PBRX

Emiten industri tekstil, PT Pan Brothers Tbk (PBRX), memperoleh persetujuan restrukturisasi di Pengadilan Tinggi Singapura.

Perseroan sebelumnya telah meminta moratorium untuk melindungi perusahaan dan entitas anak selama proses restrukturisasi yang diusulkan tersebut dan telah disidangkan pada 4 Juni 2021 lalu yang kemudian moratorium diperpanjang sampai dengan 28 Desember 2021.

5. Emiten Batu Bara Sinarmas Mau Gandeng Investor Baru, Siapa?

Emiten pertambangan dan perdagangan batu bara Grup Sinarmas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) berencana menambah modal dengan skema tanpa memesan hak efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.

Perseroan berencana menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 10% dari jumlah modal disetor perseroan atau sebanyak-banyaknya 770.552.320 saham dengan nilai nominal Rp 25 per saham.

Bersamaan dengan private placement tersebut, perseroan juga berencana melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) yang akan dilaksanakan pada tahun 2022.

6. Medco Caplok Seluruh Saham ConocoPhillips Indonesia

Emiten migas PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)menandatangangikesepakatan untuk mengakuisisi seluruh saham yang diterbitkan ConocoPhillips Indonesia Holding Ltd. (CIHL).

Perseroan akan mengakuisisi kepemilikan saham dari Phillips International Investment Inc., yang merupakan anak perusahaan dari ConocoPhillips (COP). CIHL memegang 100% saham di ConocoPhillips (Grissik) Ltd. (CPGL) dan 35% saham di Transasia Pipeline Company Pvt. Ltd. (Transasia). CPGL adalah Operator dari Corridor PSC dengan kepemilikan 54% working interest.

Corridor PSC memiliki dua lapangan produksi minyak dan tujuh lapangan produksi gas berlokasi di onshore Sumatera Selatan, Indonesia. Mayoritas produksi adalah gas yang dijual melalui kontrak jangka panjang kepada para mitra yang handal di Indonesia dan Singapura.

7. OJK Suspensi 18 Manajer Investasi Bermasalah, Ini Alasannya!

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen menyatakan saat ini OJK sudah melakukan penghentian sementara (suspensi) 18 manajer investasi (MI) bermasalah.

Menurut Hoesen, ke-18 perusahaan MI itu tidak diperbolehkan menambah nasabah baru dan menjual produk. Dari kedelapan belas MI itu, terdapat ratusan produk yang sudah disuspensi.

"Ada sekitar 18 manajer investasi (MI) kena supervisory action. Kita suspen mereka, kita minta menyelesaikan kewajiban kepada nasabahnya, mereka tidak bisa berjualan lagi," kata Hoesen, dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (9/12/2021).


(mon/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Imbas Pandemi, Garuda Indonesia Rugi Hampir Rp 13 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular