Kabar Baik Soal Omicron Bikin Saham Farmasi & RS Terhempas

Market - Aldo Fernando, CNBC Indonesia
08 December 2021 10:09
Kemunculan kasus virus Omicron di Amerika Serikat. (AP/Jae C. Hong) Foto: Kemunculan kasus virus Omicron di Amerika Serikat. (AP/Jae C. Hong)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten farmasi dan pengelola rumah sakit (RS) kembali melemah ke zona merah pada awal perdagangan hari ini, Rabu (7/12/2021), melanjutkan kecenderungan pelemahan setidaknya sejak perdagangan Selasa kemarin (6/12). Indeks sektor kesehatan (IDXHEALTH) juga tercatat melemah 0,33% pagi ini.

Pelemahan saham tersebut terjadi seiring kabar pemerintah batal menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 untuk semua wilayah RI selama periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) di tengah membaiknya penanganan Corona di Tanah Air.

Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memberi kabar baik yang melegakan soal galur baru Covid-19 Omicron.

Berikut pelemahan saham farmasi, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.39 WIB.

  1. Itama Ranoraya (IRRA), saham -2,23%, ke Rp 1.975/saham

  2. Phapros (PEHA), -0,89%, ke Rp 1.110/saham

  3. Kalbe Farma (KLBF), -0,62%, ke Rp 1.605/saham

  4. Indofarma (INAF), -0,43%, ke Rp 2.290/saham

  5. Tempo Scan Pacific (TSPC), -0,34%, ke Rp 1.475/saham

Saham IRRA memimpin pelemahan dengan turun 2,23%, setelah melemah 3,81% pada perdagangan kemarin. Kendati melorot, saham IRRA masih naik 1,54% dalam sepekan dan terkerek 12,54% dalam sebulan terakhir.

Saham PEHA juga minus 0,89%, melanjutkan pelemahan selama 6 hari beruntun. Sebelum terbenam di zona merah akhir-akhir ini, saham PEHA sempat ditutup melesat 11,16% pada Selasa (30/11) pekan lalu.

Saham emiten BUMN INAF juga tergelincir ke zona merah sebesar 0,43%, menandai koreksi selama 4 hari beruntun.

Kemudian, berikut ini saham-saham emiten pengelola RS yang melemah pagi ini.

  1. Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA), saham -1,26%, ke Rp 2.360/saham

  2. Sejahteraraya Anugrahjaya (SRAJ), -1,05%, ke Rp 378/saham

  3. Bundamedik (BMHS), -0,61%, ke Rp 815/saham

  4. Siloam International Hospitals (SILO), -0,57%, ke Rp 8.750/saham

  5. Medikaloka Hermina (HEAL), -0,51%, ke Rp 985/saham

Menurut data di atas, saham MIKA melemah 1,26% ke Rp 2.360/saham. Dalam sepekan, saham ini masih naik 0,85%.

Kemudian, saham SRAJ minus 1,05%, setelah ambles 2,05% pada Selasa kemarin. Dengan ini, saham SRAJ sudah tergerus 6,90% dalam seminggu belakangan.

Setali tiga uang, saham BMHS juga melorot 0,61%, melanjutkan koreksi sejak Jumat (3/12) pekan lalu.

Pagi ini, saham SILO dan HEAL juga masing-masin turun 0,57% dan 0,51%.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan, kebijakan PPKM level 3 di semua daerah tidak tepat. Sebab masing-masing daerah memiliki karakteristik dan permasalahan yang berbeda-beda. Sehingga tidak bisa dipukul rata lewat satu kebijakan.

Pemerintah tetap akan memberlakukan kebijakan sebelumnya, berdasarkan assesmen. Di mana per 4 Desember, jumlah kabupaten kota yang tersisa di level 3 hanya 9,4 persen dari total kabupaten/kota di Jawa-Bali atau hanya 12 kabupaten/kota.

Sementara itu, untuk antisipasi masuknya Omicron, Luhut menyampaikan kebijakan yang diambil adalah pengetatan kedatangan dari luar negeri,

"Syarat perjalanan akan tetap diperketat, terutama di perbatasan untuk penumpang dari luar negeri. Namun kebijakan PPKM di masa Nataru (Natal dan Tahun Baru) akan dibuat lebih seimbang dengan disertai aktivitas testing dan tracing yang tetap digencarkan," kata Luhut dalam siaran pers.

Berkaitan dengan keputusan pelonggaran PPKM tersebut, pemerintah mengatakan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia menunjukkan perbaikan yang signifikan dan terkendali pada tingkat yang rendah.

Kemarin, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan ada tambahan 261 kasus baru positif Covid-19 di tanah air hari ini. Angka ini lebih banyak dari kasus baru pada Senin (6/12) sebesar 130 kasus, terendah sejak 4 April 2020.

Dengan demikian, total kasus mencapai 4.258.076.

Sementara itu, jumlah kasus sembuh per Selasa sebanyak 420 sehingga totalnya 4.108.717. Kemudian, jumlah kasus meninggal bertambah 17 menjadi 143.893.

Sebelumnya, WHO mengatakan bahwa sejauh ini tidak ada indikasi bahwa varian yang pertama terdeteksi di Afrika itu menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada Varian Delta.

"Kami memiliki vaksin yang sangat efektif yang telah terbukti efektif melawan semua varian sejauh ini, dalam hal penyakit parah dan rawat inap, dan tidak ada alasan untuk berharap bahwa itu tidak akan terjadi untuk Omicron," ujarnya sebagaimana diwartakan AFP, Rabu (8/12/2021).

Kabar baik serupa juga disampaikan Kepala Penasihat Medis Gedung Putih, Dr Anthony Fauci. Dalam sebuah konferensi pers Fauci menyebut Omicron tidak akan lebih berbahaya dibandingkan varian-varian terdahulu. Ini terlihat dari gejala infeksi Omicron yang dilaporkan sejauh ini.

Perusahaan farmasi Inggris GlaxoSmithKline juga memberi investor dorongan kepercayaan setelah mengatakan bahwa pengobatan antibodi monoklonalnya efektif terhadap semua jenis varian Omicron.

Menurut data Pusat Pengendalian Penyakit Menular Amerika Serikat (AS) alias CDC, keberadaan varian Omicron setidaknya telah dilaporkan di 50 negara saat ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

'Dibuang' Lagi, Saham Farmasi & Rumah Sakit Nyungsep


(adf/adf)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading