JP Morgan: Harga Nikel US$ 23.000/Ton Tahun Depan!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Selasa, 07/12/2021 12:40 WIB
Foto: Infografis/Wow! Ini Tambang Nikel Terbesar Sejagat, RI Ada Lho/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Nikel menguat pada perdagangan hari ini karena persediaan di gudang yang terus jatuh membuat pasokan menjadi ketat di pasar.

Pada Selasa (7/12/2021) pukul 11.25 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 19.885/ton, naik 0,33% dibandingkan harga penutupan kemarin.

Persediaan nikel di gudang Bursa Logam London (LME) terus jatuh sejak bulan April. Per 6 Desember 2021, persediaan nikel tercatat 110.688 ton, turun 58,17% dibandingkan persediaan tertinggi pada bulan April. Rata-rata persediaan bulan Desember tercatat 112.758 ton, lebih rendah dari rata-rata persediaan bulan Januari sebesar 248.962 ton.


Persediaan di Bursa Berjangka Shanghai (ShFE) sangat rendah sepanjang tahun 2021 dan ditutup minggu lalu dengan persediaan hanya 5.563 ton. Sementara persediaan nikel terbatas, permintaan dunia terutama dari China telah meningkat pesat tahun ini untuk baja anti karat (stainless steel).

Produksi stainless steel global telah bangkit pada tahun 2021 dan mencatat pertumbuhan sebesar 25% year-on-year (yoy) di semester pertama, menurut International Stainless Steel Forum.

Porsi penggunaan nikel untuk baterai kendaraan listrik (EV) masih kecil, tetapi berkembang pesat seiring dengan penjualan yang meroket. Impor nikel sulfat untuk baterai di China, pemasok baterai EV terbesar di dunia, pada periode Januari-Oktober mencapai 35.900 ton, naik dari hanya 4.800 ton pada periode yang sama tahun 2020.

International Nickel Study Group (INSG) memperkirakan permintaan nikel global akan naik 16% pada tahun ini. Permintaan tersebut tidak mampu diimbangi oleh produksi sehingga menciptakan defisit pasar sebesar 134.000 ton pada tahun ini, menurut INSG.

INSG memperkirakan pasar nikel surplus 76.000 ton pada tahun 2022 karena lonjakan permintaan stainless steel mereda dan pasokan nikel pulih, khususnya nikel dari Indonesia, di mana produsen dengan cepat menambah kapasitas.

Namun JP Morgan memiliki pandangan lain. JPMorgan memperkirakan kondisi defisit akan bertahan setidaknya hingga paruh pertama tahun 2022. JP Morgan dalam sebuah laporan memprediksi harga nikel global akan mencapai US$ 23.000/ton pada kuartal pertama 2022.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ngeri-ngeri Sedap, Bankir Ungkap Efek Ketidakpastian Trump