
PPKM 3 Batal, IHSG Langsung Ngacir Saat Pembukaan

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,13% ke level 6.547 di awal perdagangan hari ini, Selasa (7/12/2021). Keputusan pemerintah membatalkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 direspons positif oleh pelaku pasar.
IHSG lanjut menguat dengan apresiasi 0,56% ke level 6.585,15 pada 09.11 WIB. Di tengah apresiasi IHSG, asing jusrtu net sell di pasar reguler sebesar Rp 72 miliar.
Saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menjadi dua saham yang paling banyak dilepas asing di awal perdagangan dengan net sell masing-masing sebesar Rp 35 miliar dan Rp 6,7 miliar.
Sedangkan saham yang paling banyak diborong asing antara lain saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dengan net buy asing masing-masing sebesar Rp 7,8 miliar dan Rp 6,3 miliar.
Mengawali pekan ini, saham-saham di AS ditutup menguat. Indeks Dow Jones melesat 1,87% dan memimpin penguatan. Sedangkan indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing menguat 1,17% dan 0,93%.
Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia juga bergerak di zona hijau pagi ini. Indeks Nikkei Jepang masih memimpin dengan apresiasi 1,33%.
Sentimen dari dalam negeri datang dari keputusan pemerintah mengubah skema PPKM Level 3 selama periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Keputusan itu disampaikan Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan seperti dikutip dari situs resmi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Selasa (7/12/2021) pagi.
Menurut Luhut, penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia menunjukkan perbaikan yang signifikan dan terkendali pada tingkat yang rendah. Indonesia sejauh ini berhasil menekan angka kasus konfirmasi Covid-19 harian dengan stabil di bawah angka 400 kasus. Kasus aktif dan jumlah yang dirawat di RS menunjukkan tren penurunan dalam beberapa hari ke belakang.
Perbaikan penanganan pandemi Covid-19, lanjut dia, juga terlihat dari tren perubahan level PPKM kabupaten/kota di Jawa Bali. Berdasarkan asesmen per 4 Desember, jumlah kabupaten/kota yang tersisa di level 3 hanya 9,4% dari total kabupaten/kota di Jawa-Bali atau hanya 12 kabupaten/kota.
Meski demikian, Luhut menekankan semua pihak perlu meningkatkan kewaspadaan terutama terkait munculnya varian baru virus corona Omicron yang sudah dikonfirmasi di beberapa negara. Penyebaran varian Omicron di berbagai negara dunia terindikasi lebih cepat dan meningkatkan kemungkinan reinfeksi. Namun, temuan awal dari Afrika Selatan menunjukkan tingkat keparahan dan tingkat kematian akibat varian itu relatif terkendali, meski masih butuh waktu dan tambahan data untuk mendapatkan informasi yang lebih valid.
"Syarat perjalanan akan tetap diperketat, terutama di perbatasan untuk penumpang dari luar negeri. Namun kebijakan PPKM di masa Nataru (Natal dan Tahun Baru) akan dibuat lebih seimbang dengan disertai aktivitas testing dan tracing yang tetap digencarkan," kata Luhut.
Sentimen dari luar negeri yang akan mewarnai perdagangan hari ini masih seputar perkembangan baru varian Covid-19 bernama Omicron yang ditemukan pertama kali di Afrika Selatan pada akhir November lalu.
WHO sendiri masih belum bisa menyimpulkan apakah varian ini jauh lebih menular dan dapat menurunkan efektivitas vaksin.
Hanya saja dalam waktu singkat varian ini sudah menyebar ke lebih dari 30 negara. Kecemasan bahwa lockdown akan kembali diterapkan, bos IMF Kristalina Georgieva sampai ikut angkat suara.
Lembaga keuangan global tersebut bersiap untuk memangkas proyeksi ekonomi global jika kondisi pandemi semakin memburuk.
Sebagai informasi, IMF memperkirakan ekonomi global bakal tumbuh 5,7% tahun ini dan 4,9%. Selain risiko Covid-19, IMF juga mengingatkan adanya risiko inflasi.
Di sisi lain sentimen yang patut dicermati oleh pelaku pasar adalah kelanjutan tentang perundingan plafon utang AS apakah bakal dinaikkan oleh parlemen atau tidak serta kelanjutan kasus gagal bayar pengembang properti di China yakni Evergrande.
Dari dalam negeri pelaku pasar juga menanti rilis data cadangan devisa bulan November 2021. Konsensus pasar yang dihimpun Trading Economics memperkirakan posisi cadangan devisa bulan lalu bakal naik menjadi US$ 146,1 miliar.
Kenaikan cadangan devisa ini bisa jadi sentimen positif untuk nilai tukar rupiah yang cenderung melemah dan sudah melewati level psikologis Rp 14.400/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham