
Tok! Didi Delisting, Kisah Cinta China-Wall Street "The End"?

Delisting Didi ini meningkatkan kekhawatiran investor akan hubungan tidak akur yang semakin memanas oleh pejabat China terhadap perusahaan domestik yang mencatatkan saham di bursa luar negeri.
Didi, pernah dipuji sebagai inovator di sektor transportasi China. Apa lagi pada tahun 2016, Didi menjadi kebanggaan dan dielu-elukan ketika mampu mendepak saingan Amerika-nya, Uber dari China.
Janji untuk menggunakan bank datanya untuk mengatur lalu lintas dan mengembangkan teknologi mobil tanpa pengemudi membuat para eksekutifnya menjadi ikon.
Sentimen tersebut berubah drastis ketika Didi menyampaikan rencananya untuk melantai di Wall Street. Tindakan keras Beijing yang tiba-tiba terhadap Didi menyentak para pemegang saham baru perusahaan di Wall Street. Sejak mega IPO, harga saham Didi telah berkurang lebih dari setengahnya.
Dalam teguran kepada Didi, regulator Cina mengungkapkan kekhawatiran bahwa pencatatan itu berarti perusahaan mungkin mentransfer data sensitif tentang pengendara Beijing ke Washington. Regulator memaksa perusahaan untuk menghentikan pendaftaran pengguna baru dua hari setelah IPO saat mereka memulai tinjauan keamanan siber.
Tak lama setelah itu, regulator China memerintahkan penghentian pengunduhan aplikasi utama Didi, sebelum memperluas pemblokiran ke 25 aplikasi perusahaan lainnya. Termasuk aplikasi car-pooling, aplikasi keuangan dan aplikasi untuk pelanggan korporat.
"Investor masih bisa pergi ke Hong Kong jika ingin berinvestasi di Didi atau saham China lainnya," kata David Webb, mantan bankir dan investor lama di Hong Kong.
"Ini semua adalah bagian dari rencana pemerintah daratan untuk 'membawa mereka pulang' dan melepaskan diri dari peraturan AS," katanya lagi seraya menegaskan China ingin perusahaan-perusahaannya berada dalam jarak yang dekat.
[Gambas:Video CNBC]
