China Kurang Tembaga, Hari Senin Harga Naik!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Senin, 06/12/2021 09:35 WIB
Foto: Truk diparkir di tambang terbuka kompleks tambang tembaga dan emas Grasberg PT Freeport dekat Timika, di wilayah timur Papua, Indonesia (19/9/2015). (REUTERS/Muhammad Adimaja/Antara Foto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia menguat pada perdagangan awal pekan seiring dengan persediaan tembaga di China, konsumen utama logam, menyusut.

Pada Senin (6/12/2021) pukul 08:35 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 9.449,5/ton, naik 0,33% dibandingkan harga penutupan akhir pekan lalu.


Sumber: Investing.com

Pada 3 Desember, persediaan tembaga di kawasan berikat China turun 5.700 metrik ton (mt) dibandingkan pekan sebelumnya menjadi 183.500 mt. Penurunan ini sudah terjadi dalam delapan minggu berturut-turut.

Persediaan di kawasan berikat Shanghai turun 4.700 mt menjadi 169.600 mt, dan persediaan di kawasan berikat Guangdong turun 1.000 mt menjadi 13.900 mt.

Turunnya persediaan akibat masalah rantai pasokan. Pengiriman tembaga yang datang menurun dan beberapa kapal sulit untuk singgah di pelabuhan akibat kebijakan karantina oleh otoritas bea cukai terhadap kapal yang masuk.

Selain itu, efisiensi kerja pelabuhan rendah, sehingga persediaan kawasan berikat terus menurun.

Persediaan tembaga di gudang Logam Berjangka London (LME) pada 3 Desember tercatat 78.350 ton. Angka ini telah turun 25,95% dari persediaan awal tahun.

Persediaan tembaga terus menunjukkan tren menurun setelah mencapai puncak tertinggi sepanjang 2021 pada bulan Agustus. Sejak puncak bulan Agustus, persediaan tembaga tercatat menyusut 69,25% point-to-point (ptp).

Persediaan rata-rata tembaga bulan Desember turun 22,07% month-to-month (mtm) dibandingkan bulan November menjadi 78.400 ton.

Analis ING, Wenyu Yao, mengatakan saat ini harga tembaga masih bertahan karena pasokan yang rendah di pasar. "Untuk sebagian besar logam LME, penurunan stok terus memberikan beberapa dukungan," katanya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Investasi Yang Bisa Dilirik Saat Perang & Suku Bunga Ditahan