
Ekspor Bauksit Mau Dilarang di 2022, Segini Jualannya Antam

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus mendorong hilirisasi sektor pertambangan mineral demi meningkatkan nilai tambah bagi negara dan rakyat. Salah satu upaya untuk mempercepat hilirisasi komoditas mineral ini yaitu adanya pelarangan ekspor komoditas mentah.
Setelah sebelumnya pemerintah sukses melarang ekspor bijih nikel per 1 Januari 2020, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertitah agar pelarangan ekspor bahan mentah juga diterapkan pada komoditas lainnya, seperti bauksit dan tembaga.
Presiden bahkan meminta pelarangan ekspor bauksit bisa dilakukan pada 2022.
Adapun salah satu perusahaan yang masih memproduksi dan mengekspor bauksit hingga kini yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
Menjelang pelarangan ekspor bauksit ini, berapa produksi dan penjualan bauksit PT Aneka Tambang Tbk?
Direktur Operasi dan Transformasi Bisnis PT Aneka Tambang Tbk Risono mengatakan, hingga September 2021 penjualan bauksit perusahaan mencapai 910 ribu ton. Penjualan bauksit selama sembilan bulan 2021 ini turun 4,3% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 951 ribu ton.
Sementara produksi bijih bauksit selama sembilan bulan 2021 ini tercatat mencapai 1,37 juta wet metric ton (wmt), naik 5% dibandingkan periode yang sama 2020 sebesar 1,30 juta wmt.
"Kemudian untuk bauksit kita bisa lakukan penjualan 910 ribu ton hingga September 2021," paparnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi VI DPR, Kamis (02/12/2021).
Selama tiga tahun ke belakang ini, terlihat penjualan bijih bauksit Antam melesat pada 2019 yakni mencapai 1,66 juta ton.
Berikut penjualan bauksit Antam selama beberapa tahun terakhir ini:
2018: 920 ribu ton.
2019: 1,66 juta ton.
2020: 1,23 juta ton.
2021 (hingga September 2021): 910 ribu ton.
Sementara dari sisi produksi, juga terlihat produksi bijih bauksit tertinggi pada 2019 mencapai 1,73 juta ton.
Berikut produksi bijih bauksit Antam sejak 2018:
2018: 1,10 juta ton.
2019: 1,73 juta ton.
2020: 1,55 juta ton.
2021 (hingga September 2021): 1,37 juta ton.
Soal titah Presiden mengenai pelarangan ekspor bijih bauksit pada 2022 ini, Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia pun menyampaikan akan menjalankan perintah Presiden.
"Perintah Bapak Presiden tidak hanya itu, tahun depan mungkin bauksit kita larang, abis itu timah kita larang. Jadi kami akan fokus 2022 hilirisasi dan menciptakan nilai tambah ekosistem," paparnya dalam konferensi pers, Rabu (01/12/2021).
Pemerintah mendorong peningkatan nilai tambah dari mineral untuk diproses hingga menjadi baterai mobil listrik. Namun menurutnya tidak hanya berhenti di baterai, Indonesia juga akan membuat mobilnya sendiri.
"Kalau kita gak bisa buat mobil sendiri, ya kita harus instrumennya business to business, bisa ambil perusahaan yang sudah jalan atau existing untuk kolaborasi tapi dengan perhitungan yang ekonomis. Dengan mekanisme yang baik dan benar," lanjutnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Begini Proyeksi Produksi Nikel-Emas Antam di 2021