Lama Mangkrak, Antam Pede Smelter Haltim Operasi di Q3 2022

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
03 December 2021 13:10
Foto: Dok ANTAM
Foto: Dok ANTAM

Jakarta, CNBC Indonesia - Fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) feronikel (FeNi) berkapasitas 13.500 ton di Halmahera Timur (Haltim), Maluku Utara, milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) hingga saat ini belum kunjung rampung. Padahal, mulanya smelter ini ditargetkan bisa beroperasi pada 2019. Masalahnya hingga kini masih sama, yakni belum adanya pasokan listrik untuk smelter.

Namun demikian, Direktur Operasi dan Transformasi Bisnis PT Aneka Tambang Tbk Risono mengatakan, smelter feronikel ini ditargetkan akan segera beroperasi pada September 2022.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi VI DPR, Kamis (02/12/2021), dia mengatakan progres pengembangan smelter feronikel Haltim kini sudah mencapai 98%. Kemudian sisanya 2% lagi menunggu pasokan listrik.

Dia mengatakan, pasokan listrik untuk proyek dengan nilai investasi sebesar Rp 4,04 triliun ini sudah dikomunikasikan dengan PT PLN (Persero).

Menurutnya, PLN akan merelokasi pembangkit listrik tenaga gas dari wilayah Sumatera Jakabaring 50 Mega Watt (MW) dan Batanghari 60 MW ke Haltim.

"Jadi PLN relokasi ke Haltim. Nanti smelter ini akan gunakan pembangkit listrik tenaga gas oleh PLN. Terakhir sudah diskusi bagaimana nanti pasokan gas ke Indonesia Timur," ungkapnya saat RDP dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (02/12/2021).

Dia menyebut, pasokan gas untuk pembangkit listrik smelter ini akan ditangani oleh PT PLN Gas & Geothermal. Diharapkan, relokasi ini akan berlangsung selama 12 bulan.

"Best effort diharapkan di bawah 12 bulan, di akhir 2022 smelter operasi, target kita September operasi. Makanya dari PLN akan lakukan upaya-upaya percepatan relokasi," jelasnya.

Pihaknya pun berusaha mempercepat pengoperasian smelter ini, sehingga tengah mengkaji opsi-opsi lainnya. Namun untuk sementara ini diputuskan bahwa pasokan listrik akan berasal dari relokasi pembangkit.

"Memang ada PLTG Indralaya ini akan dioptimalkan juga, di mana PLTG 75 MW dan relokasi paling lama perlu pondasi dulu. Perlu pekerja sipil paling lama 12 bulan best effort bisa 11 bulan. Demikian dari kementerian cari solusi bisa cepat 6-9 bulan," paparnya.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan smelter feronikel milik Antam di Halmahera Timur ini akan beroperasi pada pertengahan 2019. Lalu karena belum juga mendapatkan kepastian pasokan listrik, MIND ID, Holding BUMN Pertambangan pun menargetkan proyek ini bisa beroperasi pada 2020. Namun nyatanya hingga saat ini tak kunjung dioperasikan karena masih terkendala pasokan listrik.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin sempat mengatakan pada awal Oktober 2021 bahwa progres smelter feronikel Haltim Antam sudah mencapai 97,7%. Proyek smelter ini menurutnya terkendala pasokan listrik, sehingga belum bisa beroperasi.

Soal pasokan listrik ini bahkan sampai membuat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir turun tangan dan meminta untuk lelang ulang pengadaan listrik untuk smelter tersebut.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lama Mangkrak, Antam Operasikan Smelter Nikel Haltim di 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular