
Begini Proyeksi Produksi Nikel-Emas Antam di 2021

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Aneka Tambang Tbk (Antam/ ANTM) menyebut Covid-19 berdampak pada produksi dan penjualan sejumlah komoditas tambangnya, termasuk emas.
Anton Herdianto, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Antam, menyampaikan proyeksi produksi dari masing-masing komoditas tambang Antam.
Produksi feronikel pada semester I 2021 tercatat sebesar 12.679 ton dalam nikel (TNi). Menurutnya, untuk produksi feronikel pada tahun ini berkaitan dengan kapasitas produksi dari smelter.
"Dalam satu semester sudah capai di 12.679 ton dan ini feronikel terkait dengan kapasitas smelter kita di 25.000 ton, mudah-mudahan bisa 25.000 (di 2021)," paparnya dalam Public Expose Live 2021, Kamis (9/9/2021).
Sementara produksi bijih nikel pada semester I 2021 mencapai 5,34 juta wet metric ton (wmt). Sampai akhir tahun ini diproyeksikan produksi bijih nikel bisa mencapai 8,4 juta ton.
"Apakah produksi akan 2x kita produksi, kita lihat. Kita memproduksi dengan catatan bahwa market tersedia jangan sampai produksi banyak gak bisa jual," ungkapnya.
Selanjutnya, untuk emas, Antam mencatatkan penjualan emas pada semester I sebesar 13.341 kg atau 13,3 ton. Target tahun ini menurutnya ada di kisaran 18 ton dan diharapkan target tersebut bisa tercapai.
Namun demikian, kondisi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) menurutnya berdampak pada penjualan emas perusahaan. Pasalnya, sejumlah outlet penjualan emas terpaksa ditutup, sehingga pelanggan tidak bisa datang untuk membeli emas langsung di outlet.
"Sehingga membuat dari sisi penjualan turun drastis. Kita harap Covid-19 bisa dikendalikan, sehingga mobilitas bisa normal," ujarnya.
Sedangkan untuk produksi alumina pada semester I 2021 mencapai 28.710 ton. Menurutnya, produksi tidak terlalu banyak karena masih ada sisa stok di tahun lalu.
"Sampai dengan semester I 2021 baru 30 ribu ton, kenapa 30 ribu sementara penjualan besar karena tahun lalu ada stok cukup banyak untuk alumina," jelasnya.
Karena stok alumina masih banyak, maka strategi tahun ini adalah menghabiskan stok tahun lalu, sehingga produksi akan menyesuaikan. Berlebihnya pasokan alumina pada tahun lalu menurutnya karena dipicu mulai merebaknya pandemi Covid-19, sehingga sejumlah pabrik atau industri menurunkan kapasitasnya. Akibatnya, permintaan terhadap alumina pun berkurang.
"Beberapa buyer (pembeli) dan customer membatalkan pembelian. Karena dari sisi produksi mereka juga berkurang respon permintaan market yang berkurang," tuturnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cadangan Emas Belum Pulih, Produksi Emas ANTM Tertahan