Jokowi Minta Hilirisasi Bauksit, Smelter Alumina Antam Lambat

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar ekspor bauksit disetop pada 2022 mendatang. Melihat ekspor yang akan segera dilarang, bagaimana progres smelter alumina Antam?
Seperti diketahui, smelter alumina yaitu untuk pabrik pengolahan bauksit menjadi produk setengah jadi berupa alumina.
Direktur Operasi dan Transformasi Bisnis PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Risono mengakui bahwa progres pembangunan Smelter Grade Alumina (SGA) Antam di Mempawah, Kalimantan Barat, masih di bawah target, yakni 22% dari target awal 32%.
Proyek ini dioperasikan PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) yang merupakan usaha patungan antara Antam dan PT Inalum (Persero). Proyek smelter ini ditargetkan bisa menghasilkan 1 juta ton alumina per tahun.
"Smelter Grade Alumina (SGA) Kalbar saat ini progres pembangunan sekitar 22%, memang lebih lambat dari semula 32%," paparnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi VI DPR, Kamis (02/12/2021).
Keterlambatan ini dia sebut karena adanya dispute atau sengketa di antara pihak internal dari pihak konsorsium yang mengerjakan proyek rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (EPC) senilai US$ 831 juta ini.
Seperti diketahui, kontraktor pengerjaan EPC proyek SGA ini yaitu konsorsium PT PP Tbk (Persero) dan perusahaan China, Shenyang Aluminium & Magnesium Engineering & Research Institute Co Ltd (SAMI) yang berada di bawah Aluminium Corporation of China (Chinalco).
Dari persentase pekerjaannya masing-masing 75% Chinalco dan 25% PT PP, namun karena adanya pandemi Covid-19 di tengah perjalanan, maka tengah dilakukan penghitungan kembali biaya-biaya material, baik besi dan lainnya.
Dia menyebut, diperkirakan ada tambahan biaya hingga US$ 100 juta.
"Ada peningkatan (biaya) sampai 100 juta (dolar) internal konsorsium, sehingga progress di bawah target," lanjutnya.
Sebagai informasi, cadangan bauksit RI merupakan peringkat keenam terbesar dunia. Berdasarkan data Booklet Bauksit 2020 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengolah data USGS Januari 2020, jumlah cadangan bauksit Indonesia mencapai 1,2 miliar ton atau 4% dari cadangan bijih bauksit dunia yang sebesar 30,39 miliar ton.
Adapun pemilik cadangan bijih bauksit terbesar di dunia yaitu Guinea mencapai 24%, lalu Australia menguasai 20%, Vietnam 12%, Brazil 9%, dan kemudian di peringkat kelima ada Jamaika 7%.
Berdasarkan data Kementerian ESDM ini, jumlah sumber daya bijih terukur bauksit Indonesia mencapai 1,7 miliar ton dan logam bauksit 640 juta ton, sementara cadangan terbukti untuk bijih bauksit 821 juta ton dan logam bauksit 299 juta ton.
"Indonesia memiliki cadangan bauksit nomor 6 terbesar di dunia, artinya Indonesia berperan penting dalam penyediaan bahan baku bauksit dunia," tulis Booklet Bauksit 2020 tersebut.
Presiden Jokowi pun telah memerintahkan agar ke depan Indonesia berhenti mengekspor bauksit dan melakukan hilirisasi di dalam negeri. Dengan melakukan hilirisasi di dalam negeri, maka nilai tambah akan dinikmati bangsa ini, bukan negara lain. Pada akhirnya, negara dan rakyat akan mendapatkan keuntungan lebih besar ketimbang hanya menjual bahan mentah.
Tak tanggung-tanggung, Presiden bahkan meminta agar ekspor bauksit ini bisa dihentikan pada 2022 mendatang, menyusul kesuksesan pelarangan ekspor bijih nikel sejak 1 Januari 2020 lalu.
"Tidak boleh lagi yang namanya ekspor bahan-bahan mentah, raw material, ini stop, udah stop, mulai dari nikel, mungkin tahun depan itung-itungan stop ekspor bauksit, tahun depannya lagi bisa stop tembaga, tahun depan lagi stop timah," tuturnya dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2021, Rabu (24/11/2021).
[Gambas:Video CNBC]
Sempat Mundur, Proyek Antam-Inalum Ditarget Tuntas Juli 2023
(wia)