Jangan Ketinggalan, Saham Properti Sedang Berlari

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
03 December 2021 09:44
Awal Desember 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat capaian Program Satu Juta Rumah sebanyak 765.120 unit rumah, didominasi oleh pembangunan rumah bagi  masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar 70 persen, atau sebanyak 619.868 unit, sementara rumah non-MBR yang terbangun sebesar 30 persen, sebanyak 145.252 unit.
Program Satu Juta Rumah yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, sekitar 20 persen merupakan rumah yang dibangun oleh Kementerian PUPR berupa rusunawa, rumah khusus, rumah swadaya maupun bantuan stimulan prasarana dan utilitas (PSU), 30 persen lainnya dibangun oleh pengembang perumahan subsidi yang mendapatkan fasilitas KPR FLPP, subsisdi selisih bunga dan bantuan uang muka. Selebihnya dipenuhi melalui pembangunan rumah non subsidi oleh pengembang.
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengungkapkan, rumah tapak masih digemari kelas menengah ke bawah.
Kontribusi serapan properti oleh masyarakat menengah ke bawah terhadap total penjualan properti mencapai 70%.
Serapan sebesar 200.000 unit ini, akan terus meningkat pada tahun 2018 menjadi 250.000 unit.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten properti menguat pada awal perdagangan hari ini, Jumat (3/12/2021), usai cenderung melemah dalam beberapa hari terakhir.

Indeks sektoral properti (IDXPROPERT) pun memimpin indeks sektoral dengan naik 0,85% pagi ini.

Sementara, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.18 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil naik tipis 0,09% ke 6.589,97.

Berikut kenaikan saham properti pagi ini.

  1. Binakarya Jaya Abadi (BIKA), saham +3,39%, ke Rp 244/saham

  2. Summarecon Agung (SMRA), +3,05%, ke Rp 845/saham

  3. PP Properti (PPRO), +2,94%, ke Rp 70/saham

  4. Bukit Darmo Property (BKDP), +2,00%, ke Rp 51/saham

  5. Trimitra Prawara Goldland (ATAP), +1,91%, ke Rp 160/saham

  6. Royalindo Investa Wijaya (INDO), +1,82%, ke Rp 112/saham

  7. Greenwood Sejahtera (GWSA), +1,57%, ke Rp 194/saham

  8. Ciputra Development (CTRA), +1,47%, ke Rp 1.035/saham

  9. Bumi Serpong Damai (BSDE), +1,44%, ke Rp 1.055/saham

  10. Andalan Sakti Primaindo (ASPI), +1,43%, ke Rp 71/saham

  11. Pakuwon Jati (PWON), +1,27%, ke Rp 480/saham

  12. Agung Podomoro Land (APLN), +0,79%, ke Rp 128/saham

  13. Lippo Karawaci (LPKR), +0,70%, ke Rp 144/saham

  14. Alam Sutera Realty (ASRI), +0,59%, ke Rp 170/saham

Menurut data di atas, saham BIKA memimpin kenaikan sebesar 3,39% ke Rp 244/saham, usai melemah 2,48% kemarin.

Kedua, saham SMRA berhasil naik 3,05% ke Rp 845/saham, rebound usai terbenam selama 3 hari beruntun. Dengan ini, saham SMRA masih stagnan selama sepekan dan ambles 8,06% dalam sebulan.

Setali tiga uang, saham PPRO juga terapresiasi 2,94%. Dalam seminggu saham PPRO masih turun 2,31%, sedangkan dalam sebulan melemah 4,09%.

Selain BIKA, 3 saham emiten properti dengan kapitalisasi pasar mini (di bawah Rp 500 miliar) lainnya juga menguat pagi ini. Saham BKDP naik 2,00%, saham ATAP menguat 1,91%, dan saham INDO terkerek 1,82%.

Kabar terbaru untuk sektor properti, Asisten Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengatakan sinergi pemerintah bersama otoritas sektor keuangan harus berlanjut guna mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Oleh karena itu, Juda mengusulkan kepada pemerintah agar kebijakan insentif pajak pertambahan nilai (PPN) ditanggung pemerintah (DTP), termasuk soal uang muka 0% untuk sektor properti, bisa dilanjutkan hingga akhir 2022 mendatang.

Pasalnya Bank Indonesia belum akan melakukan pengetatan atau stabilisasi kebijakan sehingga akan akomodatif dalam kebijakan counter cyclical buffer yang masih nol.

"Kebijakan moneter kita masih pro growth khususnya makroprudensial. Kita masih harus bersinergi dengan banyak pihak seperti pemerintah kita berharap pemerintah masih akan menanggung insentif uang muka 0% PPN properti. Mudah-mudahan masih akan ditanggung pemerintah," kata Juda dalam webinar Bank Indonesia Bersama Masyarakat (BIRAMA), Kamis (2/12/2021).

Seperti diketahui, Bank Indonesia (BI) melanjutkan kebijakan pelonggaran ketentuan Uang Muka Kredit/Pembiayaan Kendaraan Bermotor dan properti sampai tahun depan, menjadi paling sedikit 0% untuk semua jenis kendaraan bermotor baru.

Selain itu juga memperpanjang pelonggaran rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) Kredit/Pembiayaan Properti menjadi paling tinggi 100% untuk semua jenis properti.

Baik itu untuk rumah tapak, rumah susun, serta ruko/rukan, bagi bank yang memenuhi kriteria NPL/NPF tertentu, dan menghapus ketentuan pencairan bertahap properti inden untuk mendorong pertumbuhan kredit di sektor properti dengan tetap memerhatikan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko.

Kebijakan ini juga berlaku efektif 1 Januari 2022 sampai dengan 31 Desember 2022.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Naik Daun Nih! Reli Saham-saham Properti Berlanjut Gaes

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular