Tahun Baru, Investor Ramai-ramai Borong Saham Properti

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
04 January 2022 10:53
Awal Desember 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat capaian Program Satu Juta Rumah sebanyak 765.120 unit rumah, didominasi oleh pembangunan rumah bagi  masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar 70 persen, atau sebanyak 619.868 unit, sementara rumah non-MBR yang terbangun sebesar 30 persen, sebanyak 145.252 unit.
Program Satu Juta Rumah yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, sekitar 20 persen merupakan rumah yang dibangun oleh Kementerian PUPR berupa rusunawa, rumah khusus, rumah swadaya maupun bantuan stimulan prasarana dan utilitas (PSU), 30 persen lainnya dibangun oleh pengembang perumahan subsidi yang mendapatkan fasilitas KPR FLPP, subsisdi selisih bunga dan bantuan uang muka. Selebihnya dipenuhi melalui pembangunan rumah non subsidi oleh pengembang.
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengungkapkan, rumah tapak masih digemari kelas menengah ke bawah.
Kontribusi serapan properti oleh masyarakat menengah ke bawah terhadap total penjualan properti mencapai 70%.
Serapan sebesar 200.000 unit ini, akan terus meningkat pada tahun 2018 menjadi 250.000 unit.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten properti terapresiasi ke zona hijau pada awal perdagangan sesi I hari ini, Selasa (4/1/2022). Indeks sektor properti (IDXPROPERTI) juga menjadi salah satu indeks sektoral yang menguat, yakni sebesar 1,08%. 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, berikut kenaikan saham-saham properti pagi ini, pukul 10.19 WIB.

  1. Bukit Darmo Property (BKDP), +7,32%, ke Rp 88/saham

  2. Modernland Realty (MDLN), +5,06%, ke Rp 83/saham

  3. Ciputra Development (CTRA), +3,52%, ke Rp 1.030/saham

  4. PP Properti (PPRO), +3,39%, ke Rp 61/saham

  5. Summarecon Agung (SMRA), +3,01%, ke Rp 855/saham

  6. Pakuwon Jati (PWON), +2,55%, ke Rp 482/saham

  7. Bumi Serpong Damai (BSDE), +2,39%, ke Rp 1.070/saham

  8. Alam Sutera Realty (ASRI), +1,83%, ke Rp 167/saham

  9. Trimitra Prawara Goldland (ATAP), +1,78%, ke Rp 172/saham

  10. Lippo Cikarang (LPCK), +0,83%, ke Rp 1.215/saham

  11. Agung Podomoro Land (APLN), +0,81%, ke Rp 124/saham

  12. Lippo Karawaci (LPKR), +0,70%, ke Rp 143/saham

  13. Pollux Properti Indonesia (POLL), +0,40%, ke Rp 1.255/saham

Menurut data di atas, saham BKDP menjadi yang paling menguat, dengan persentase kenaikan 7,32%, rebound dari penurunan tajam 6,82% pada Senin kemarin. Nilai transaksi saham BKDP pagi ini cukup ramai, yakni hingga mencapai Rp 3,71 miliar.

Di posisi kedua, ada saham MDLN yang terkerek naik 5,06% ke Rp 83/saham. Saham MDLN melanjutkan kenaikan 6,76% pada perdagangan kemarin.

Kabar teranyar, Modernland telah melepas seluruh saham miliknya di PT Astra Modern Land (AML) ke cucu usaha PT Astra International Tbk (ASII). Nilai pelepasan saham tersebut mencapai Rp 1 triliun.

Dalam keterbukaan informasi yang dirilis perusahaan, pada 29 Desember 2021, objek yang dilepas merupakan kepemilikan 1.277.100 saham yang setara dengan 33% saham MDLN di AML. AML merupakan perusahaan patungan antara perusahaan dengan PT Astra Land Indonesia (ALI).

Pelepasan aset ini dilakukan lantaran bisnis properti yang dijalankan perusahaan dan anak usaha terdampak akibat pandemi Covid-19.

Selain kedua saham di atas, saham CTRA dan PPRO melompat masing-masing 3,52% dan 3,39% pagi ini.

Saham BSDE juga mendaki 2,39% ke posisi Rp 1.070/saham, di tengah aksi borong oleh investor asing sebesar Rp 1,25 miliar di pasar reguler.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, BSDE mencatatkan laba periode berjalan senilai Rp 930,77 miliar sepanjang sembilan bulan pertama 2021. Angka tersebut meroket 154,18% secara tahunan (year-on-year/YoY) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 366,17 miliar.

Pendapatan perusahaan pada periode tersebut mencapai Rp 5,16 triliun, mengalami pertumbuhan 20,74% YoY dari sebelumnya Rp 4,27 triliun di akhir September 2020.

Memang, terdapat sejumlah sentimen positif untuk sektor properti, salah satunya adalah sejumlah insentif dari pemerintah seperti pelonggaran LTV 0% bagi uang muka pembelian rumah menjadi katalis positif bagi emiten di sektor ini.

Untuk tahun ini, prospek pemulihan sektor properti diprediksi kian tampak.

Mengutip penjelasan Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence (IEI) Sunarsip di kolom opini CNBC Indonesia, pada 20 Desember 2021, sektor properti diperkirakan akan mengalami pemulihan di tengah prospek membaiknya ekonomi pada 2022.

IMF, misalnya, dalam outlook-nya pada Oktober tahun lalu, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2022 akan mencapai 5,9%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi di tahun 2021 ini sebesar 3,2%.

Menurut catatan Sunarsip, sejumlah analisis juga memproyeksikan kondisi sektor properti, termasuk kondisi korporasi di sektor properti. Lembaga pemeringkat Moody's contohnya, memproyeksikan kondisi korporasi sektor properti membaik di 2022 khususnya perbaikan pada posisi leverage-nya.

Perbaikan posisi leverage ini antara lain dipengaruhi oleh membaiknya penjualan dan profitabilitas sehingga korporasi mampu memupuk aset dan memperbaiki posisi permodalannya.

"Bila pemulihan ekonomi berlanjut, sektor properti (yang di dalamnya meliputi pelaku usaha, pekerja dan konsumennya) juga akan turut pulih. Kita optimistis bahwa di tahun 2022 kondisinya akan semakin lebih baik seiring dengan penanganan Covid-19 yang juga memperlihatkan perkembangan yang semakin positif," pungkas Sunarsip.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(adf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Properti Lagi-Lagi Diobral, Ada Apa Sih?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular