Imbas Krisis Evergrande Dkk, Harga Rumah di China Bakal Murah

Market - Feri Sandria, CNBC Indonesia
03 December 2021 10:15
Vehicles drive past unfinished residential buildings from the Evergrande Oasis, a housing complex developed by Evergrande Group, in Luoyang, China September 16, 2021. Picture taken September 16, 2021. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins Foto: Kendaraan melewati bangunan tempat tinggal yang belum selesai dari Evergrande Oasis, kompleks perumahan yang dikembangkan oleh Evergrande Group, di Luoyang, Cina 16 September 2021. (REUTERS/Carlos Garcia Rawlins)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kisruh pasar properti China semakin memburuk dengan harga baik untuk kedua rumah baru atau yang dijual kembali jatuh di tengah melemahnya permintaan di kota-kota besar.

Survei yang dilaksanakan Reuters menunjukkan bahwa penurunan properti China diperkirakan akan berlanjut hingga paruh pertama tahun 2022, dengan harga rumah dan penjualan turun karena kebijakan kredit yang ketat dan pajak properti yang membayangi sehingga mengurangi permintaan.

Sektor properti yang merupakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi China - menyumbang seperempat dari produk domestik bruto negara - telah melambat tajam dalam beberapa bulan terakhir, akibat peraturan yang ketat yang diberlakukan Beijing dan menyebabkan krisis likuiditas dialami oleh Evergrande yang kemudian menyebar ke pengembang lain.

Perkiraan untuk harga rumah dan investasi properti lebih suram daripada jajak pendapat terakhir di bulan Agustus.

Harga rumah rata-rata diperkirakan turun 1% pada paruh pertama tahun 2022, menurut 14 analis dan ekonom yang disurvei oleh Reuters dari 26 November hingga 1 Desember.

Untuk tahun 2021, harga rumah sekarang diperkirakan akan naik 2,6%, turun dari perkiraan 3,5% dalam jajak pendapat terakhir.

Di sisi permintaan, penjualan properti berdasarkan luas lantai diperkirakan turun 16% pada paruh pertama tahun 2022, dibandingkan dengan kenaikan 27,7% pada periode yang sama tahun ini.

Ekspektasi untuk sisi penawaran juga suram, dengan investasi properti diproyeksi turun 3% dalam enam bulan pertama tahun 2022, dibandingkan dengan kenaikan 15% pada paruh pertama tahun ini.

Kondisi yang memburuk dengan cepat di sektor properti telah mendorong spekulasi bahwa pembuat kebijakan mungkin mulai menarik kembali pembatasan ketat pada pembeli dan pengembang dan bahkan memangkas suku bunga jika pertumbuhan ekonomi goyah terlalu tajam.

Tetapi sebagian besar pengamat China memperkirakan pihak berwenang masih tetap teguh pada pembatasan untuk saat ini, bahkan ketika mereka melakukan pelonggaran marjinal kebijakan kredit.

Pemerintah China baru-baru ini membuat beberapa penyesuaian untuk membantu pembeli rumah yang memang ingin memiliki hunian untuk ditinggali bukan sebagai instrumen investasi spekulatif, dengan beberapa bank di China telah mempercepat pencairan pinjaman rumah di beberapa kotabeberapa otoritas lokal telah bergerak untuk meredakan krisis keuangan di pengembang..

Kota Chengdu, di barat daya China, pekan lalu mengeluarkan pemberitahuan untuk memastikan pengembang menerima dana dari presale properti dan pinjaman baru.

Sebuah pemberitahuan di situs web regulator perumahan lokal Chengdu pada hari Selasa mengatakan pengembang dapat menarik 95% dari dana pra-penjualan yang disimpan di rekening escrow ketika proyek perumahan selesai.

Lembaga keuangan lokal juga telah diberitahu untuk meningkatkan kuota kredit properti dan meningkatkan pencairan pinjaman properti, untuk melindungi pengembang dan pembeli rumah.

Dalam survei Reuters tersebut, sebagian besar responden setuju bahwa properti di China akan lebih terjangkau selama dua dan tiga tahun ke depan di bawah kampanye "kemakmuran bersama/common prosperity" Presiden Xi Jinping dan slogan pemerintah yang menyebutkan bahwa "rumah untuk ditinggali, bukan untuk spekulasi".


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Tik..Tok..Tik..Tok.. Bom Waktu Evergrande China


(fsd/fsd)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading